Sejak perdagangan sesi Asia pasar forex hari Selasa (01/03), kurs yen sempat menguat sebagai aset safe haven oleh kekhawatiran pasar akan anjloknya bursa saham perdagangan awal pekan semalam. Namun menghijaunya bursa saham kawasan Asia termasuk bursa Tiongkok yang menjadi penyebab kekhawatiran pasar sebelumnya.
Kondisi pasar keuangan global hingga perdagangan sesi Eropa yang kondusif membuat perdagangan aset beresiko kembali menarik diburu dan aset safe haven seperti yen dan euro yang sudah dikoleksi perdagangan sebelumnya dijual untuk ambil untung alias profit taking.
Meski data manufaktur Tiongkok memburuk, namun pasar lebih condong fokus pada pergerakan harga minyak mentah yang lanjutkan rally oleh sikap dukungan Arab Saudi terhadap pengurangan pasokan minyak mentah global. Kenaikan harga minyak mentah sementara ini menjadi acuan kondisi ekonomi global terkini.
Dari sisi pergerakan indeks dollar AS, sejak awal perdagangan sesi Asia sempat bergerak negatif dan masuki sesi Eropa beranjak naik kembali oleh sentimen diatas. Dan untuk perdagangan sesi Amerika, kekuatan dollar AS akan semakin bertambah jika data manufaktur PMI yang disurvey ISM dan Markits menunjukkan peningkatan data.
Pergerakan kurs yen di sesi Eropa (11:00:35 GMT) melemah terhadap dollar AS, USDJPY dibuka lemah pada 112,68 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs yen turun 54 pips atau 0,5% dan nilai pair bergulir berada pada 113,22.
Untuk pergerakan pair hingga akhir perdagangan nanti, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair USDJPY dapat naik terus ke level 113.56-114,43, namun jika terjadi koreksi turun ke kisaran 112,24- 111,79.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang