Bank of Korea mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah untuk sembilan bulan berturut di tengah kekhawatiran bahwa pemotongan lain bisa memperburuk risiko dari kenaikan tingkat utang dan arus keluar modal.
Keputusan untuk mempertahankan suku bunga pada rekor rendah 1,5 persen yang diperkirakan oleh 11 dari 18 ekonom dalam survei Bloomberg. Sisanya tujuh memperkirakan pemotongan 25 basis poin. DBS Group, HSBC Holdings dan Goldman Sachs Group termasuk di antara mereka yang meramalkan tidak ada perubahan Kamis tetapi mengharapkan perubahan pada kuartal berikutnya.
Sementara Korea Selatan juga menghadapi risiko terhadap pertumbuhan dari penurunan ekspor dan melemahnya permintaan domestik, ruang untuk pelonggaran lebih lanjut lebih tinggi untuk Gubernur Lee Ju Yeol dan mayoritas dewan kebijakan karena rekor tinggi utang rumah tangga dan prospek global yang tidak menentu.
Lihat : Pemerintah Korsel Tambah Anggaran Untuk Memperkuat Ekonomi
“Peningkatan arus keluar modal dan volatilitas di won akan menghalangi keputusan BOK itu,” Ma Tieying, Ekonom DBS, mengatakan sebelum keputusan. “Kami berharap BOK untuk mengambil tindakan pada kuartal kedua, memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,25 persen.”
Beberapa anggota dewan mengatakan pada pertemuan kebijakan 16 Februari bahwa bank harus menghemat ruang kebijakan untuk mempersiapkan ketidakpastian ekonomi yang meningkat.
Bank Sentral baru-baru ini memperkirakan pertumbuhan 3 persen dan inflasi 1,4 persen untuk tahun 2016. Bank Sentral akan melepaskan proyeksi baru bulan depan.
Pertemuan hari Kamis adalah pertemuan kedua-untuk-terakhir untuk keputusan tingkat sebelum empat dari tujuh anggota dewan mengundurkan diri pada tanggal 20 April. Di antara mereka yang akan meninggalkan adalah Bulan Woo Sik, yang dikenal sebagai yang paling hawkish, dan Ha, yang paling dovish.
Investor asing menarik $ 152 juta dari obligasi Korea dan $ 1,4 miliar dari saham tahun ini pada 9 Maret di tengah ketidakpastian di pasar negara berkembang dan meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara. Kementerian keuangan dan bank sentral melakukan intervensi verbal untuk mengarahkan investor pada 19 Februari dan diduga menjual dolar di pasar dengan won diperdagangkan pada level terlemah dalam lebih dari lima tahun di tengah arus keluar modal dan perkiraan tingkat pemotongan suku bunga.
Won telah melemah 3,6 persen terhadap dolar tahun ini, membuatnya menjadi salah satu pemain terburuk di antara mata uang regional lainnya. Hasil pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 19 basis poin tahun ini menjadi 1,48 persen pada penutupan pasar pada hari Rabu.
Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang