Perdagangan forex hari keempat pekan ini (10/03), pada sesi Asia Kamis pagi dollar AS berhasil kuat kembali terhadap safe haven setelah perdagangan sebelumnya terkoreksi oleh sentimen data perdagangan Tiongkok. Kemilau dollar AS pagi ini dipicu oleh data inflasi Tiongkok yang meningkat dan rencana pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut bank sentral Eropa hari ini.
Namun untuk kurs komoditas seperti aussie dan dollar Canada (loonie) berusaha menghindar dari penguatan dollar oleh penguatan harga minyak mentah. Selain itu Aussie mendapat kekuatan tambahan dari pemangkasan suku bunga New Zealand sedangkan loonie mendapat kekuatan tambahan dari penetapan suku bunga negara Canada yang tidak berubah.
Penggerak fundamental pasar pagi ini sudah dimulai dengan rilis data ekonomi Tiongkok untuk tingkat inflasinya yang menunjukkan peningkatan yang signifikan bahkan tertinggi dalam 20 bulan. Rilis data ini memberikan pencerahan pada pasar keuangan sehingga safe haven dilepas kembali.
Pelemahan yen pagi ini juga menerima sentiment negatif dari data PPI Jepang bulan Februari yang semakin terkontraksi dari data sebelumnya. Tingkat PPI Jepang secara tahunan bulan Januari berada di skor -3,2% sedang yang dirilis pagi tadi mencapai -3,4%.
Untuk pergerakan mata uang euro sore ini menerima dari kebijakan moneter terbaru ECB yang diperkirakan akan memangkas suku bunga depositonya ke posisi negatif untuk mengangkat inflasinya. Pengumuan kebijakan bank sentral kawasan Euro yang dilakukan sore nanti juga menjadi penggerak bagi beberapa mata uang dunia lainnya termasuk juga dengan komoditas emas.
Sedangkan dari kawasan Inggris sudah dirilis tingkat harga rumah oleh survey RICS yang menunjukkan peningkatan data namun berada dibawah ekspektasi kenaikan oleh ekonom. Pound yang melemah tipis perdagangan sebelumnya semakin menurun oleh rilis data ini.
Lihat: Kalender Forex Hari Ini
Untuk perdagangan forex malam ini tidak ada data ekonomi yang sangat signfikan mempengaruhi pergerakan dollar, hanya data NFIB Small Business Index yang menunjukkan gambaran kondisi ekonomi AS berdasarkan pandangan pelaku bisnis kecil di negeri tersebut.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang