Penjualan eceran Indonesia meningkat pada bulan Januari 2016 dibandingkan bulan sebelumnya, memberikan gambaran bergeraknya ekonomi Indonesia yang dapat memberikan arah penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia pada akhir pekan, Jumat (10/03) merilis hasil survey penjualan eceran bulan Januari 2016 secara tahunan yang meningkat. Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2016 tumbuh 12,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Desember 2015 yang tumbuh 11,4% (yoy).
Seperti yang disampaikan dalam rilis Bank Indonesia, peningkatan penjualan eceran terutama didorong oleh pertumbuhan penjualan peralatan informasi dan telekomunikasi, khususnya produk elektronik (audio/video). Peningkatan tersebut diindikasikan sejalan dengan munculnya beberapa jenis produk baru pada awal tahun 2016. Secara regional, pertumbuhan penjualan eceran tertinggi terjadi di Bandung sebesar 34,1% (yoy).
Lihat : Konsumen Indonesia Masih Optimis Dengan Kondisi Ekonomi
Namun untuk penjualan eceran secara bulanan alami kontraksi sebesar -1,6% (mtm), lebih rendah dari hasil sebelumnya 7,5%. Penurunan tersebut karena menurunnya penjualan produk elektronik selain audio video, akibat menurunnya permintaan masyarakat.
Penjualan eceran pada Februari 2016 diperkirakan tumbuh melambat (11,9%, yoy). Perlambatan diperkirakan terjadi pada penjualan sejumlah produk, dengan perlambatan terbesar pada penjualan sandang. Selain itu, pada Februari 2016 diperkirakan masih terjadi kontraksi penjualan komoditas BBM, meskipun relatif membaik jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Secara bulanan untuk penjualan eceran Februari diperkirakan lebih membaik dari bulan sebelumnya, diperkirakan ada pada posisi -0,9% (mtm). lebih baik dari sebelumnya -1,6% (mtm). Pertumbuhan bulanan tertinggi diperkirakan pada kelompok barang budaya dan rekreasi.
Survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada April 2016 diperkirakan menurun. Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang tercatat sebesar 123,7, lebih rendah dari 131,2 pada bulan sebelumnya.
Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang