Penjualan ritel AS turun kurang dari yang diperkirakan pada bulan Februari, namun revisi ke bawah tajam untuk penjualan bulan Januari bisa menyalakan kembali kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Laporan lemah Selasa dari Departemen Perdagangan ini melawan tren data pasar tenaga kerja terbaru yang telah menyarankan ekonomi tetap di posisi yang kokoh meskipun beberapa kekhawatiran bahwa resesi masih ada.
Penjualan ritel turun 0,1 persen bulan lalu karena merosotnya pembelian mobil dan bensin yang lebih murah melemahkan penerimaan di stasiun pompa bensin. Penjualan ritel bulan Januari direvisi turun menjadi penurunan 0,4 persen bukan peningkatan 0,2 persen seperti yang dilaporkan sebelumnya.
Penjualan ritel termasuk mobil, bensin, bahan bangunan dan jasa makanan tidak berubah setelah kenaikan 0,2 persen direvisi turun pada bulan Januari. Ini disebut penjualan ritel inti sesuai paling dekat dengan komponen belanja konsumen dari produk domestik bruto dan sebelumnya dilaporkan telah naik 0,6 persen pada Januari.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan penjualan ritel tergelincir 0,2 persen dan penjualan ritel inti naik 0,2 persen pada Februari.
Harga utang pemerintah AS naik setelah data, sementara pasar saham AS diperdagangkan lebih rendah. Indeks Dolar DXY sebagian besar tidak berubah terhadap sekeranjang mata uang.
Penjualan ritel ini lemah pada pembacaan bulan lalu, bersama dengan keuntungan kecil Januari, menunjukkan bahwa belanja konsumen mungkin akan tetap rendah pada kuartal pertama setelah tumbuh pada tingkat tahunan 2,0 persen pada kuartal keempat.
Ekonom di Barclays memangkas kuartal pertama perkiraan pertumbuhan GDP mereka dengan lima persepuluh persen poin ke tingkat 1,9 persen setelah data. Ekonomi AS tumbuh pada kecepatan 1 persen pada kuartal keempat.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
