Mengakhiri perdagangan valas Singapura hari kedua pekan ini (22/03), dollar SGD yang telah terpukul 3 hari berturut oleh dollar AS kembali anjlok parah. Pernyataan 2 pejabat Fed semalam yang mengangkat tinggi dollar AS membuat kurs negeri Singapura ini harus menerima tekanan kuat selain tekanan rilis data inflasi Singapura bulan Februari yang semakin melorot.
Lihat: Inflasi Singapura Februari Merosot, Inflasi Inti Naik Tipis
Selain alami tekanan dari dollar AS, dollar Singapura juga mendapat tekanan dari kurs negara tetangganya yaitu rupiah yang berhasil menekan balik dollar SGD untuk 2 hari perdagangan berturut oleh masih kuatnya imbal hasil rupiah dibandingkan kurs SGD sehingga masih kuat terhadap dollar AS hari ini.
Memantau kurs dolar Singapura pada pair USDSGD saat ini (09:20:11 GMT) bergerak turun di kisaran 1.3663 setelah diawal perdagangan dibuka flat pada level 1.3600. Pada perdagangan sebelumnya pair USDSGD menutup harian dengan bullish yang berakhir di 1.3600.
Mengukur kekuatan dolar Singapura terhadap Rupiah pada pair SGDIDR di pasar spot saat ini bergulir lemah di kisaran 9655.89 setelah perdagangan sebelumnya ditutup lemah 9,684.27. Dan untuk transaksi antar bank ditanah air hari ini berdasarkan kurs BI harga jual dollar Singapura lebih rendah menjadi 9,729.43 dibandingkan dengan harga jual sebelumnya di harga 9,721.02.
Secara teknikal, analyst Vibiz Research Center melihat pergerakan pair USDSGD keesokan harinya diperkirakan bullish kembali, dan berdasarkan harga tinggi perdagangan hari ini di 1.3680 dan posisi rendah di 1.3578 pair ini berpotensi berada di kisaran 1.3695 esok hari.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang