Ditengah perdagangan sesi Eropa hari Kamis (24/04), kurs pound sterling yang tertekan cukup kuat selama 3 hari berturut berhasil bangkit menekan dollar AS. Kekuatan rebound pound sore ini didapat dari data omset ritel Inggris bulan Februari yang menurun diatas ekspektasi penurunan ekonom.
Meski data omset yang dilaporkan kantor statistik nasional Inggris untuk periode bulan Februari alami penurunan omset dari periode bulan sebelumnya, pound berhasil rebound yang disebabkan penurunan omset di -0,4% lebih baik dari perkiraan penurunan -0,7%. Omset ritel periode bulan Januari berada di skor ekspansi 2,3%.
Lihat: Penjualan Ritel Inggris Bulan Februari Turun, Tahunan Melambat
Dari sisi pergerakan dollar AS, indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap rival utamanya alami penyusutan kekuatan sore ini, dan malam ini pelemahan dollar bisa semakin bertambah oleh rilis data durable goods orders dan unemployment claims yang mengecewakan.
Pergerakan kurs poundsterling di sesi Eropa (10:30:35 GMT) melemah terhadap dollar AS, setelah dibuka rendah pada 1.4116 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs pound naik 16 pips atau 0,1% dan nilai bergulir berada pada 1.4132.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair GBPUSD dapat lanjut ke posisi resisten 1.4200-1.4287 namun jika koreksi turun maka pair dapat kembali ke kisaran 1.4055-1.3997.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang