Pergerakan kurs safe haven yen diawal perdagangan hari Selasa (29/03) dimulai dengan nilai yang lebih tinggi dari penutupan perdagangan sebelumnya terhadap dollar AS, namun beberapa data ekonomi yang dirilis pagi ini meruntuhkan usaha penguatan yen tersebut setelah 7 hari berturut alami tekanan.
Sebelum perdagangan pasar keuangan Jepang dimulai kantor statistik dan Kementrian Perdagangan Jepang umumkan data ekonomi seperti data pengangguran, household spending serta data omset ritel negeri tersebut. Dari data diatas, data pengangguran dan omset ritel Jepang memberikan beban yang berat bagi yen. Pasalnya pengangguran Jepang bulan Februari alami kenaikan yang mengkhawatirkan pasar akan kondisi ekonomi negeri tersebut ditambah dengan peningkatan omset ritel bulan yang sama dibawah ekspektasi.
Secara fundamental pergerakan kurs yen sangat buruk setelah BOJ tetapkan suku bunga di kisaran negatif setelah PDB negeri tersebut terkontraksi pada kuartal terakhir tahun 2015 lalu. Sehingga kurs yen cenderung terpengaruh faktor tidak kondusifnya pasar keuangan global sehingga pasar memilih safe haven.
Pergerakan kurs yen di sesi Asia (01:10:35 GMT) melemah terhadap dollar AS, USDJPY dibuka kuat pada 113,42 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs yen turun 11 pips atau 0,1% dan nilai pair bergulir berada pada 113,53.
Untuk pergerakan pair hingga akhir perdagangan nanti, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair USDJPY dapat naik terus ke level 113.96-114,20, namun jika terjadi koreksi turun ke kisaran 113,04- 112,55.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang