Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro akan memimpin Delegasi Republik Indonesia untuk menghadiri rangkaian pertemuan musim semi Bank Dunia/Dana Moneter Internasional (the IMF-World Bank Spring Meetings) di Washington D.C., Amerika Serikat, demikian rilis yang disampaikan dalam website Kementerian Keuangan pada Senin (11/04).
Adapun Spring Meetings merupakan ajang pertemuan Dewan Gubernur yang umumnya dijabat oleh Menteri Keuangan/Menteri Ekonomi dan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota IMF dan Bank Dunia. Selain itu, berbagai lembaga dan organisasi keuangan internasional lain, media massa, serta organisasi-organisasi non-pemerintah, akademisi dan sektor swasta juga turut hadir.
Agenda utama pada kegiatan tersebut adalah pertemuan Development Committee (DC) yang diketuai oleh Menteri Keuangan dan pertemuan International Monetary and Financial Committee (IFMC). Selain itu, diselenggarakan pula pertemuan tingkat menteri lainnya, seperti pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20, pertemuan negara-negara G24, pertemuan bilateral berbagai negara, seminar/konferensi, regional briefings, dan kegiatan lainnya yang mengambil fokus pada ekonomi global, pembangunan internasional dan pasar keuangan dunia.
Yang patut dicatat dan diapresiasi adalah Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro merupakan ketua DC yang dipilih September 2015 lalu, dan posisi Ketua DC ini adalah untuk pertama kalinya berasal dari Indonesia. Posisi Ketua DC ini dipilih berdasarkan kapasitas individual secara sangat selektif dari banyak kandidat negara-negara anggota.
DC ini merupakan komite dari World Bank yang beranggotakan seluruh Gubernur dari negara anggota World Bank di seluruh dunia. Masa jabatan untuk posisi Ketua DC paling sedikit dua tahun dengan kemungkinan diperpanjang menjadi tiga tahun berdasarkan persetujuan Dewan Gubernur dari negara-negara anggota.
Lihat : Kegiatan Dunia Usaha Indonesia Triwulan I – 2016 Meningkat
Agenda yang penting bagi Menteri Keuangan adalah menghadiri pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, yang membahas berbagai isu perekonomian global, khususnya perlambatan pertumbuhan dan rendahnya harga-harga komoditas global. “Dalam G20, kita akan umumnya bicara sekali lagi mengenai bagaimana prospek perkembangan global terakhir,” jelas Menkeu dalam konferensi pers terkait rangkaian kegiatan Menkeu pada IMF-World Bank Spring Meetings di Jakarta pada Senin (11/05).
Agenda penting lainnya dalam pertemuan G20 adalah pembahasan kerja sama dalam memerangi kejahatan perpajakan antarnegara (cross-border tax crimes). Indonesia sendiri memiliki kepentingan sangat besar dalam kerja sama perpajakan global dalam rangka mendukung pogram pemerintah untuk menaikkan penerimaan negara dari perpajakan. “Tidak dilupakan juga yang paling penting adalah masalah pajak. Kita ingin memerangi kejahatan perpajakan antarnegara atau cross-border tax crimes,” katanya.
Dua masalah pokok yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah mengenai progress implementasi Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) dan Automatic Exchange of Tax Information in financial sector (AEOI). Kedua inisiatif G20 tersebut sangat penting dalam memerangi upaya penggelapan dan penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional maupun individual yang memanfaatkan fasilitas pajak yang rendah dari negara lain (tax haven countries), maupun celah hukum di instrumen keuangan global.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang