Bursa Seoul Akan Mencermati Harga Minyak Mentah Dan Proyeksi IMF

558
Photo by Vibizmedia

Pasar Saham Korea Selatan libur pada hari Rabu (13/04) dengan adanya pemungutan suara rakyat Korea Selatan untuk pemilihan parlemen negara tersebut.

Pada penutupan perdagangan bursa saham Korea Selatan Selasa kemarin (12/04), indeks Kospi ditutup naik 10,95 poin, atau 0,56 persen, pada 1981.32. Penguatan indeks Kospi terdorong kenaikan saham-saham kapital besar bursa Seoul.

Sedangkan untuk indeks kospi berjangka terpantau naik 1,55 poin atau 0,64% pada 244.20, naik dari posisi penutupan sebelumnya pada 242.65.

Lihat : Akhir Bursa Seoul 12 April Terdorong Kinerja Positif Saham Kapital Besar

Libur pada hari ini memberikan kesempatan untuk investor di bursa Korea Selatan ini untuk mencermati pergerakan pasar global dan indikator-indikator ekonomi yang dapat menjadi pertimbangan untuk kembali aktif pada perdagangan saham esok hari.

Penguatan bursa Asia pada hari ini, dimana semua indeks utama kawasan Asia ditutup di zona positif dapat memberikan sentimen positif untuk penguatan bursa Seoul.

Demikian juga reboundnya data ekspor Tiongkok dapat memberikan sentimen positif bagi perdagangan indeks Kospi selanjutnya.

Namun ada beberapa indikator penting lainnya yang perlu diperhatikan untuk prospek perdagangan saham di bursa Seoul selanjutnya.

Malam nanti akan dirilis data Retail Sales Maret AS yang diindikasikan meningkat dari hasil negatif sebelumnya. Jika hasil ini terealisir akan memberikan hasil positif bagi bursa Wall Street.

Namun perlu dicermati data penting lainnya, yaitu malam nanti juga akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA, yang diindikasikan meningkat dari hasil sebelumnya. Jika hasil ini terealisir akan menekan harga minyak mentah, yang berpengaruh menekan bursa global juga.

Sedangkan dari dalam negeri sendiri terdapat sentimen negatif yaitu adanya pemotongan proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan oleh IMF.

IMF memperkirakan pertumbuhan untuk Korea Selatan pada tahun 2016 sebesar 2,7 persen dan pada tahun 2017 dari 2,9 persen, turun dari prediksi sebelumnya masing-masing 2,9 persen dan 3,2 persen. Penurunan tersebut dipengaruhi perlambatan di Tiongkok yang telah membebani negara ekonomi terbesar keempat di Asia itu.

Namun proyeksi tersebut ditepis oleh Menteri Keuangan Korea Selatan. Menteri Keuangan Korea Selatan, Yoo Il-ho, merespon proyeksi IMF tersebut dengan mengatakan pada Rabu (13/04) bahwa perekonomian negara diperkirakan akan tumbuh 3 persen pada tahun 2016. Yoo menambahkan ia menawarkan cukup kemampuan untuk mengatasi ketidakpastian jangka pendek tersebut.

Lihat : Menteri Keuangan Korsel Tepis Proyeksi IMF Untuk Penurunan Pertumbuhan

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya, indeks Kospi berpotensi melemah terbatas jika harga minyak mentah terealisir menurun dan sentimen penurunan proyeksi pertumbuhan Korsel mempengaruhi investor. Indeks Kospi diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 241.17-238.22 dan kisaran Resistance 247.22-250.48.

 

Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here