IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Global; Proyeksi Tiongkok Naik

773

International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional pada Selasa (12/04) menurunkan proyeksi untuk pertumbuhan global pada 2016 menjadi 3,2 persen, mengatakan bahwa ekonomi global tumbuh pada kecepatan lambat karena meningkatnya risiko yang menekan ekonomi dunia.

Ekonomi dunia diproyeksikan tumbuh 3,2 persen pada 2016 dan 3,5 persen pada tahun 2017, revisi turun masing-masing dari 0,2 persen dan 0,1 persen, dibandingkan dengan perkiraan IMF pada bulan Januari, demikian laporan IMF World Economic Outlook yang dirilis pada Selasa, di Washington, Amerika Serikat.

“Turunnya perkiraan mencerminkan perlambatan berbasis luas di semua kelompok negara,” kata Maurice Obstfeld, kepala ekonom di IMF.

“Pertumbuhan semakin lemah, risiko semakin besar dari sebelumnya, jika beberapa terwujud, menarik ekonomi dunia di bawah kecepatan, di mana permintaan tidak cukup untuk menghindari pertumbuhan rendah dan keseimbangan deflasi.”

Lihat : Proyeksi Ekonomi Tiongkok World Bank (Melambat) Versus IMF (Meningkat)

IMF juga memperkirakan ekonomi Tiongkok akan tumbuh 6,5 persen pada 2016 dan 6,2 persen pada tahun 2017, keduanya naik 0,2 persen dari prediksi Januari-nya. Kenaikan proyeksi tersebut mencerminkan kebijakan stimulus yang diumumkan Tiongkok dan tren pertumbuhan yang kuat di sektor jasa mengimbangi kelemahan baru-baru ini dalam aktifitas manufaktur.

Terkait perekonomian Tiongkok, IMF mengatakan mungkin ada efek lebih besar dari transisi Tiongkok ke arah pertumbuhan yang lebih berkelanjutan berdasarkan konsumsi dan jasa. Tapi “akhirnya, proses yang akan menguntungkan keduanya, baik Tiongkok meupun dunia,” kata IMF.

Pada konferensi pers, Obstfeld mengatakan bahwa upaya Tiongkok untuk memastikan transparansi kebijakan serta kelancaran transisi akan mendukung pertumbuhan global. Dia meminta Tiongkok untuk lebih mereformasi BUMN, menangani kredit bermasalah, dan memperkuat kerangka peraturan.

Lihat : IMF : Pengaruh Perlambatan Ekonomi Tiongkok Akan Meningkat

Sedangkan ekonomi AS diperkirakan tumbuh 2,4 persen pada 2016 dan 2,5 persen pada tahun 2017, turun 0,2 persen dan 0,1 persen masing-masing dari perkiraan sebelumnya.

Dalam lingkungan saat ini pertumbuhan lemah, risiko untuk prospek sekarang lebih jelas, kata IMF. Yang paling menonjol adalah risiko keuangan dan risiko ekonomi, seperti masalah pengungsi dan kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, kata Obstfeld.

Lihat : Pertemuan Bank Dunia-IMF Dan G-20 Menjadi Bagian Penting Indonesia

IMF memperingatkan bahwa kembalinya gejolak keuangan akan mengganggu kepercayaan diri dan mengancam prospek ekonomi. Ekonomi negara berkembang lebih jauh akan melihat memburuknya neraca perusahaan dan arus keluar modal yang tajam.

IMF menekankan pendekatan tiga cabang dengan saling memperkuat alat kebijakan, termasuk reformasi struktur, dukungan fiskal dan langkah-langkah kebijakan moneter.

IMF juga memperingatkan bahwa para pembuat kebijakan perlu membuat rencana kontingensi dan merancang langkah-langkah kolektif untuk masa depan yang mungkin jika risiko penurunan terjadi.

 

Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here