Mengakhiri perdagangan valas Singapura akhir pekan, dollar Singapura berhasil menguat kembali lanjutkan trend perdagangan akhir lalu terhadap dollar AS meski sentimen negatif dari data ekspor NODXnya mengecewakan. Penguatan kurs ini juga mendapat momentum pelemahan dollar terhadap banyak rival utamanya masuki perdagangan sesi Eropa sore ini.
Menurut data yang dilaporkan International Enterprise Singapore siang ini, ekspor domestik non-minyak (NODX) Singapura menurun sangat besar dari yang diperkirakan pada bulan Maret oleh ekonom, ekspor NODX turun tajam sebesar 15,6 persen secara tahunan di bulan Maret, berbeda dengan kenaikan 2,0 persen pada bulan sebelumnya. Sebelumnya para ekonom mengharapkan penurunan ekspor hanya 12,6 persen saja.
Lihat: Produk Elektronik Singapura Kurang Laku, Ekspor NODX Menurun
Untuk pergerakannya terhadap kurs rupiah (idr) hari ini, dollar Singapura yang menguat terhadap dollar AS mendapat kekuatan menekan rupiah. Pekan lalu secara mingguan, kurs SGD terpukul kuat oleh rupiah setelah 4 pekan berturut sebelumnya menguat.
Lihat: Rupiah Senin Akhirnya Kuat Juga, Bursa Saham Jadi Untung
Memantau kurs dolar Singapura pada pair USDSGD saat ini (09:00:11 GMT) bergerak kuat di kisaran 1.3554 setelah diawal perdagangan dibuka kuat pada level 1.3568. Pada perdagangan sebelumnya pair USDSGD menutup harian dengan bearish yang berakhir di 1.3573.
Mengukur kekuatan dolar Singapura terhadap Rupiah pada pair SGDIDR di pasar spot saat ini bergulir kuat di kisaran 9709.26 setelah perdagangan sebelumnya ditutup lemah 9,689.68. Dan untuk transaksi antar bank ditanah air hari ini berdasarkan kurs BI harga jual dollar Singapura lebih tinggi menjadi 9,771.00 dibandingkan dengan harga jual sebelumnya di harga 9,717.98.
Secara teknikal, analyst Vibiz Research Center melihat pergerakan pair USDSGD akhir perdagangan diperkirakan bearish, dan berdasarkan harga tinggi perdagangan sore ini di 1.3619 dan posisi rendah di 1.3535 pair ini berpotensi turun di kisaran 1.3525 malam nanti.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang