Bank Indonesia mempertahankan suku bunga tetap menjelang pelaksanaan suku bunga acuan baru pada bulan Agustus yang bertujuan untuk memacu pinjaman dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 April 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75%, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 4,75% dan Lending Facility sebesar 7,25%. Demikian rilis yang disampaikan Bank Indonesia pada Kamis (21/04). Hasil tersebut sejalan dengan perkiraan 23 dari 26 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Sisanya diperkirakan memotong 25 basis poin.
Bank Indonesia menjelaskan bahwa keputusan kebijakan suku bunga tetap tersebut sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi 2016 sebesar 4±1% dan tetap konsisten dengan upaya mendorong momentum pemulihan ekonomi domestik, di tengah masih lemahnya pertumbuhan ekonomi global. Bank Indonesia akan melanjutkan upaya penguatan kerangka operasi moneter melalui penerapan struktur suku bunga operasi moneter secara konsisten.
Bank Indonesia (BI) berencana mengganti perhitungan suku bunga acuan (BI rate) saat ini yakni suku bunga Bank Indonesia (SBI) 12 bulan, dengan dasar perhitungan yang mengacu kepada bunga reverse repurchase agreement (reverse repo) tujuh hari.
Perubahan kebijakan moneteri ini akan diberlakukan mulai 19 Agustus 2016, dimana instrumen suku bunga acuan tidak lagi menggunakan BI rate.
Lihat :BI Rate 7 Day Reverse Repo Akan Diterapkan Agustus 2016
Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk memastikan pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan pelaksanaan reformasi struktural berjalan dengan baik, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Di sisi lain, pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan BI Rate dan GWM Primer mulai berdampak pada membaiknya likuiditas dan penurunan suku bunga perbankan. Kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas kebijakan moneter dalam mendorong pertumbuhan kredit perbankan ke depan.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang