Defisit perdagangan Hong Kong melebar 1,8 persen secara tahunan menjadi HKD 47.03 miliar pada bulan Maret 2016 karena ekspor turun lebih dari impor.
Hasil pelebaran defisit ini merupakan kesenjangan perdagangan tertinggi sejak Desember 2014. Demikian dilaporkan oleh Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, Selasa (26/04).
Ekspor turun 7 persen dari tahun sebelumnya menjadi HKD 275.4 miliar karena penjualan yang lebih rendah dari mesin kantor dan mesin pengolah data otomatis (-16,3 persen), telekomunikasi dan rekaman suara dan aparat reproduksi dan peralatan (-6,9 persen) dan mesin listrik, aparat dan peralatan, dan bagian listrik daripadanya (-3,1 persen).
Sedangkan untuk penjualan ke luar negeri, ekspor ke Korea Selatan mencatat penurunan tertinggi sebesar -15,2 persen. Penurunan ekspor selanjutnya juga turun untuk ekspor ke Malaysia (-11,4 persen), China (-11 persen), Filipina (-5,3 persen), Taiwan (-4,9 persen) dan Jepang (-3,5 persen).
Untuk peningkatan ekspor terjadi untuk negara Inggris (11,6 persen), India (3,9 persen) dan Jerman (1,4 persen).
Sementara itu, Impor menurun 5,8 persen menjadi HKD 322.4 miliar dengan penurunan tercatat dalam pembelian telekomunikasi dan rekaman suara dan aparat reproduksi dan peralatan (-8,1 persen), mesin kantor dan mesin pengolah data otomatis (-8,7 persen) dan artikel diproduksi aneka (-8,3 persen ).
Impor turun untuk pemasok utama, yaitu Swiss (-21,8 persen), Amerika Serikat (-14,3 persen), Jepang (-9,4 persen), Korea Selatan (-7,3 persen) dan Singapura (-7,2 persen).
Sebaliknya, impor lebih tinggi dari Malaysia (6,6 persen) dan Thailand (2,3 persen).
Doni/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
