Ditengah perdagangan forex sesi Eropa hari Selasa (26/04), dollar AS masih mendapat tekanan jual yang hebat dari rival-rival utamanya khususnya poundsterling. Meskipun demikian terhadap kurs kawasan Asia dollar AS masih memberikan tekanan yang cukup kuat khususnya kurs emerging market. Sikap pasar yang kecewa terhadap sikap Federal Reserve pekan inilah yang membuat dollar kehilangan kekuatan.
Hari ini merupakan hari pertama pertemuan rutin FOMC atau komite pembuat kebijakan Fed yang akan berlangsung selama 2 hari. Pasar kecewa dikarenakan bank sentral Amerika sepertinya akan menunda kembali kenaikan lanjutan suku bunganya, padahal beberapa pejabat Fed memberikan opini Amerika sudah siap untuk kenaikan Fed rate lanjutan.
Hingga perdagangan sore ini diantara rival utamanya kurs poundsterling yang paling banyak mendapat keuntungan dengan volume penguatan cukup besar dibanding rival utama lainnya. Kekuatan pound diperoleh dari opini publik yang menolak adanya Brexit. Untuk pergerakan kurs komoditas sore ini juga berhasil menguat terhadap dollar didukung oleh pergerakan positif harga minyak mentah.
Indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap rival utamanya di pasar spot bergerak negatif, setelah dibuka lemas di 94,75 kini indeks turun ke posisi 94,54. Untuk penggerak fundamental malam nanti, data ekonomi yang dirilis mixed antara data durable goods order dan data CB Consumer Confidence.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang


