Pada awal perdagangan bursa Hong Kong Selasa (26/04), indeks Hang Seng dibuka negatif, saat ini terpantau turun -126,14 poin atau -0,59% pada 21178.30. Pelemahan indeks Hang Seng terpicu pelemahan bursa Wall Street dan bursa Shanghai.
Lihat : Akhir Bursa Hong Kong 25 April Dilemahkan Minyak Mentah Dan Ekonomi Tiongkok
Bursa Saham AS ditutup sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan hari Senin dengan penurunan sektor energi, menjelang pertemuan bank sentral utama dan laporan pendapatan emiten pada pekan ini. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,15 persen, di 17,977.24 dengan penurunan tertinggi saham Caterpillar. Indeks S & P 500 ditutup turun 0,18 persen, pada 2,087.79, dengan sektor energi memimpin enam sektor yang lebih rendah . Indeks Nasdaq ditutup turun 0,21 persen, pada 4,895.79.
Lihat : Bursa Wall Street Ditutup Turun Tergerus Pelemahan Sektor Energi
Mengawali perdagangan saham di bursa Tiongkok Selasa (26/04), Indeks Shanghai dibuka negatif, bergerak naik turun, saat ini terpantau turun -3,11 poin atau -0,11 persen pada 2943.56. Pelemahan indeks Shanghai dengan masih adanya kekuatiran ekonomi Tiongkok dan kewaspadaan investor menantikan pertemuan The Fed.
Lihat : Awal Indeks Shanghai 26 April Tertekan Ekonomi Domestik Jelang Pertemuan The Fed
Pada perdagangan pagi ini, saham-saham yang turun tertinggi adalah saham China Resources Power Holdings Co Ltd yang turun -3,19%, saham AIA Group Ltd turun -1,90%, saham PetroChina Co Ltd turun -1,43%, saham MTR Corp Ltd turun -1,29%, saham china Shenhua Energy Co Ltd turun -1,23%.
Sementara itu pergerakan indeks berjangka Hang Seng pagi ini terpantau turun -126,00 poin atau -0,59% pada 21,165.00, turun dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 21,291.00.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng selanjutnya berpotensi melemah terbatas mengikuti pelemahan bursa Wall Street dan bursa Shanghai. Indeks Hang Seng diperkirakan akan bergerak di kisaran Support 20.676-20.180 dan kisaran Resistance 21.670-22.167.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang