Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter tidak berubah pada Kamis (28/04) tapi menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi dan harga lagi, memaksanya untuk mendorong kembali kerangka waktu untuk mencapai target inflasi 2%.
BOJ memutuskan melalui skor pemungutan suara 8-1 untuk terus meningkatkan basis moneter negara sebesar 80 triliun yen ($ 718.700.000.000) tahunan melalui pembelian obligasi pemerintah dan aset berisiko, seperti dana yang diperdagangkan di bursa.
Sedangkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga -0,1% pada skor 7-2, keputusan ini berlaku untuk pengadaan beberapa kelebihan cadangan di bank melalui lembaga keuangan.
Keputusan untuk mempertahankan kebijakan moneternya membuat bank sentral memberi penilaian suram bagi ekonomi. BOJ terpaksa memangkas proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi dan harga Jepang lagi, setelah langkah serupa pada bulan Januari, dan mendorong kembali kerangka waktu untuk mencapai target inflasi 2%.
Lihat : The Fed AS Pertahankan Suku Bunga Tetap, Akankah Naik Bulan Juni?
“Konsumsi swasta telah tangguh, meskipun perkembangan yang relatif lemah telah terlihat pada beberapa indikator,” kata BOJ, menyatakan lebih berhati-hati pada penilaiannya.
Dalam proyeksi untuk Kegiatan Ekonomi dan Harga, bank menurunkan pertumbuhan produk domestik bruto Jepang menjadi 1,2% untuk tahun fiskal 2016 dari sebelumnya 1,5%, dan 0,1% pada tahun fiskal 2017 dari 0,3%.
Harga konsumen sekarang diperkirakan akan naik 0,5% pada tahun fiskal 2016 dari 0,8%, dan 1,7% pada tahun fiskal 2017 dari 1,8%. BOJ saat ini memperkirakan negara mencapai 2% inflasi selama tahun fiskal 2017.
BOJ menurunkan suku bunga acuan ke dalam wilayah negatif pada bulan Januari dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian yang memukul Jepang, tapi keputusan telah gagal untuk memberikan hasil yang diharapkan. Harga saham turun 9% dibandingkan dengan awal tahun dan yen adalah 8% lebih kuat terhadap dolar. Beberapa anggota parlemen mengkritik langkah itu sebagai membingungkan pasar keuangan dan memberikan kontribusi terhadap gejolak pasar pada awal tahun.
Terhadap perkembangan ekonomi lemah, banyak pelaku pasar telah memperkirakan BOJ untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut pada pertemuan hari ini.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang