Market Outlook 2-9 May 2016

1043

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau melemah oleh aksi jual investor asing dan mengikuti sentimen bursa kawasan dan global yang memerah di antara data ekonomi global yang mengecewakan, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 4,838.58. Untuk minggu berikutnya ini (2-6 Mei) IHSG kemungkinan akan dalam posisi wait and see sembari investor memperhatikan data keuangan para emiten untuk kuartal pertama yang bisa memicu rally pasar. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4930 dan 4990, sedangkan support di level 4760 dan kemudian 4650.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat perkasa sementara mata uang dollar sedang melorot secara global karena data pertumbuhan ekonomi AS yang kurang menggembirakan, di mana secara mingguan rupiah menguat ke level 13,180. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,280 dan 13,400, sementara support di level 12,925 dan 12,830.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk di antaranya pengumuman suku bunga dari bank sentral Australia dan rilis Non-Farm Employment Change yang kerap jadi perhatian pasar sedunia. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; diikuti dengan rilis ADP Non-Farm Employment Change dan ISM Non-Manufacturing PMI pada Rabu malam; dilanjutkan dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; ditutup dengan rilis Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Selasa sore; diteruskan dengan rilis Services PMI Inggris pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Caixin Manufacturing PMI di China serta RBA Rate Statement (Bank Sentral Australia) pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 2.0%.


Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat keok khususnya terhadap yen Jepang di posisi 18 bulan terendahnya dan terburuk sejak tahun 2008 setelah rilis pengumuman tidak adanya paket stimulus dari BOJ, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau melorot ke level 93.030. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke level 1.1451. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0820 dan 1.0715 sementara resistance pada 1.1495 dan kemudian 1.1710.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.4612 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.4010 dan kemudian 1.3830 sedangkan resistance pada 1.4675 dan 1.4805. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah tajam ke level 106.39. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.80 dan 114.90, serta support pada 105.20 serta level 101.10. Sementara itu, Aussie dollar terpantau turun ke level 0.7603. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7415 dan 0.7100, sementara resistance level di 0.7850 dan 0.7935.

 

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah karena kecewa dengan tidak adanya program stimulus yang semula diekspektasikan pasar khususnya terhadap Bank of Japan. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami pelemahan ke level 16666. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 17960 dan 18570, sementara support pada level 16575 dan lalu 15255. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 21067. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21640 dan 22200, sementara support di 20050 dan 18875.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau membukukan pelemahannya karena sejumlah data ekonomi yang mengecewakan namun mencatat gain bulanannya yang ketiga secara berturut-turut. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah ke level  17,775.75, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18185 dan 18350, sementara support di level 17660 dan 17370. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2,060.25 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2111 dan 2135, sementara support pada level 2035 dan 2001.


Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melejit dalam situasi dollar yang terseok, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1292.85 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1307 dan berikut $1322, serta support pada $1208 dan $1180. Di Indonesia, harga emas terpantau naik ke level Rp547,595.

 

Berbagai isyu, apakah tentang kekuatiran resesi global kembali, perkembangan politik di beberapa kawasan panas, dinamika perkembangan ekonomi domestik Indonesia, terpantau dapat menggerakan pasar. Kita melihat bahwa fundamental ekonomi begitu bisa memengaruhi pasar, sementara di sana ada isyu politik. Bagi investor lokal yang, katakanlah, bukan berlatar belakang pendidikan ekonomi kadang tidak mudah untuk memahami dinamika berbagai indikator tersebut. Kendala itu bukan merupakan masalah kalau Anda terus menyimak berita dan analisis pasar di vibiznews.com. Banyak orang telah mengakuinya. Terima kasih tetap bersama kami karena kami hadir demi mendukung sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! 

 

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here