Bank Sentral Australia (RBA) untuk pertama kalinya dalam tahun ini memangkas suku bunga acuannya ke posisi rekor suku bunga terendah sepanjang sejarah. RBA beralasan kebijakan melonggarkan kebijakan moneternya ini akan dapat melanjutkan ekspansi ekonomi negeri tersebut dalam pertumbuhan yang mantap. Selain itu RBA juga mempersalahkan tingkat inflasi dan nilai mata uang yang tinggi, sehingga dengan suku bunga rendah akan mengangkat kembali inflasinya.
RBA hari Selasa (3/09) memangkas RBA rate sebanyak 25 basis poin dari suku bunga acuan sebelumnya, sehingga suku bunga RBA yang berlaku mulai tanggal 4 Mei 2016 sebesar 1,75%. Keputusan ini sangat mengejutkan pasar global, dikarenakan sebelumnya diperkirakan suku bunga hari ini akan tetap. Akibatnya pasar segera melepas aussie dollar dalam portofolio investasi mereka merespon sikap RBA yang mengejutkan ini.
Pekan lalu dirilis tingkat inflasi Australi sepanjang kuartal pertama tahun 2016 yang alami deflasi yang pertama kalinya dalam periode triwulanan sejak krisis keuangan global. Laporan dari ABS ini juga yang menjadi pertimbangan RBA untuk memangkas suku bunganya.
Selain inflasi, tingginya nilai mata uang Australia sepanjang tahun ini menjadi ketakutan para pemangku kebijakan negeri tersebut. Pasalnya kenaikan tajam dalam mata uang aussie tahun ini telah menciptakan ancaman dalam proses pertumbuhan ekonomi di tengah transisi yang rapuh dari ekspansi tambang mereka.
Keputusan untuk menurunkan suku membawa RBA menjadi bilangan bank sentral dunia mengikuti bank sentral utama di luar Amerika Serikat. Bank-bank sentral global telah merespon lambatnya pertumbuhan dunia dan ancaman deflasi tahun ini dengan memotong suku bunga, mengadopsi suku bunga negatif atau menambah pemberian stimulus.
Lens Hu/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang