Pertumbuhan Ekonomi Indonesia triwulan I-2016 mencapai 4,92 persen (y-on-y), melambat dari kuartal sebelumnya 5,04 persen (y-on-y). Kepala BPS Suryamin saat merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama tersebut pada Rabu (04/05) menjelaskan bahwa situasi kuartal ini bukanlah perbandingan apple-to-apple dengan yang sebelumnya, dimana pada kuartal pertama ini bisnis dan belanja pemerintah telah mulai mengambil langkah.
“Kegiatan ekonomi baru saja mulai pada kuartal pertama,” jelas Suryamin, menambahkan bahwa perekonomian diperkirakan akan bergerak lebih cepat di kuartal kedua dan ketiga berkat liburan perayaan dan belanja pemerintah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada bulan Desember tahun lalu dan bulan awal-awal Januari lalu, sudah meminta dan mengarahkan untuk Kementerian dan Lembaga agar melakukan belanja ke awal-awal tahun, di Januari di Februari , terutama yang berkaitan dengan belanja modal, belanja barang tetapi prioritas di belanja modal.
Pada kuartal I, jika dilihat dari angka-angka, maka sektor konstruksi masih menjadi andalan dan berkontribusi yang cukup besar pada angka pertumbuhan yaitu 7.9%. Menurut Presiden, hal ini terjadi karena proyek-proyek infrastruktur, baik yang ada di Kementerian PUPR, sejak tanggal 1 langsung bergerak pelelangannya. Kemudian ada di Kementerian Perhubungan, dan kementerian-kementerian yang di bulan Januari juga sudah memulai. Demikian disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada sidang kabinet paripurna, yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/5).
Oleh sebab itu Presiden Jokowi kembali mengingatkan, di kuartal II ini belanja-belanja modal, belanja barang itu betul-betul segera dikeluarkan, dibelanjakan, dan direalisasikan.
Penekanan belanja modal tersebut kembali ditegaskan Presiden Joko Widodo saat menutup secara resmi agenda Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta Rabu (11/5) pagi.
Presiden menyatakan akhir Desember 2015 yang lalu, uang anggaran daerah yang masih berada di bank, utamanya Bank Pembangunan (BPD) ada kurang lebih 90 triliun. Tetapi pada akhir bulan yang lalu, uang anggaran yang ada di bank daerah BPD ada 220 triliun.
Uang sebesar Rp220 triliun, menurut Presiden, dapat diinvestasikan pada hal-hal yang produktif. “Bukan pada belanja barang yang tidak produktif, bukan pada pembangunan gedung yang tidak produktif, bukan pada belanja-belanja untuk perjalanan dinas, kunjungan kerja, atau pembelian-pembelian barang misalnya untuk mobil dinas dan sebagainya,” terang Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga mengingatkan agar anggaran itu segera dibelanjakan, segera direalisasikan di masing-masing daerah.
Dengan terus digencarkannya belanja pemerintah khususnya belanja modal, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini dapat lebih meningkat lagi, selain juga upaya-upaya lain yang dilakukan untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Doni/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang