Gubernur BOE Carney Peringatkan Resesi Jika Inggris Keluar Dari Uni Eropa

715

Gubernur Bank of England (BOE), Mark Carney, memperingatkan bahwa jika melalui referendum bulan depan tercapai suara mayoritas membuat Inggris keluar dari Uni Eropa, maka hal tersebut akan membawa risiko resesi bagi Inggris.

Peringatan tersebut setelah BOE memangkas proyeksi pertumbuhan mengutip ketidakpastian yang diciptakan oleh referendum Brexit bulan depan, pada Kamis (12/05), dan disamping itu memperingatkan, bahwa suara untuk meninggalkan Uni Eroopa bisa mendongkrak pengangguran, penurunan drastis poundsterling dan mengakibatkan lonjakan inflasi.

BOE mengatakan bahwa PDB pada kuartal kedua tahun ini akan turun 0,3 persen, turun dari 0,5 persen pada kuartal pertama tahun ini sebagai bisnis dan rumah tangga mengekang pengeluaran mereka menjelang jajak pendapat.

Lihat : Rekomendasi Poundsterling, Jumat 13 Mei 2016

Secara keseluruhan pertumbuhan PDB tahun ini sekarang diperkirakan datang pada 2 persen, turun dari perkiraan sebelumnya dari 2.2 persen pada perkiraan Februari.

Pertumbuhan tahunan tahun 2017 dan 2018 diperkirakan masing-masing menjadi 2,3 persen, turun dari 2,4 persen dan 2,5 persen.

Namun perkiraan BOE semua didasarkan jika Inggris tetap berada di Uni Eropa dalam referendum 23 Juni nanti.

Ini menekankan dampak ekonomi dari pemungutan suara jika mencapai hasil meninggalkan Uni Eropa akan sangat negatif dalam jangka pendek, menyiratkan bahwa pertumbuhan turun jauh bahkan menurunkan perkiraan dan mungkin memaksa pengurangan darurat suku bunga dari Bank.

“Rumah tangga bisa menunda konsumsi, dan perusahaan dapat menunda investasi. Kondisi keuangan global juga bisa mengencangkan, menghasilkan guncangan negatif untuk aktivitas asing, pada gilirannya, dapat mengurangi permintaan ekspor Inggris” kata Carney.

BOE juga mengatakan Brexit bisa “menyebabkan pengangguran meningkat”.

BOE tidak menghasilkan prakiraan rinci untuk kerusakan ekonomi yang dihasilkan dari Brexit. Tetapi penelitian oleh the National Institute for Economic and Social Research (NIESR) awal pekan ini memperkirakan bahwa Brexit akan menekan perekonomian dengan antara 1,9 persen dan 2,9 persen

BOE menambahkan bahwa dalam hal Brexit maka sterling cenderung terdepresiasi lebih lanjut, bahkan mungkin tajam. Nilai pound telah menurun 9 persen sejak November lalu.

Dikatakan juga Brexit dapat mengakibatkan penurunan tajam dalam kesediaan asing untuk berinvestasi di aset Inggris dan “menimbulkan kesulitan pembiayaan utama untuk Inggris”.

MPC dengan suara bulat mempertahankan suku bunga ditahan pada tingkat rendah rekor 0,5 persen, di mana mereka telah lakukan sejak tahun 2009.

Dengan asumsi tidak ada Brexit, Bank mengatakan “kapasitas cadangan” dalam perekonomian Inggris itu kemungkinan akan dihilangkan “awal tahun depan”.


Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here