Diujung perdagangan sesi Asia hari Rabu (24/05), pergerakan nilai tukar dollar AS alami profit taking sehingga menyerah terhadap semua rival utama dan juga banyak kurs global lainnya. Pasar berusaha ambil untung setelah kurs global ini mencapai posisi tertinggi dalam 2 bulan terhadap semua rival. Momentum ini dimanfaatkan semua rivalnya yang telah terpukul perdagangan semalam.
Namun pagi ini terpantau hanya terhadap kurs poundsterling saja dollar AS menguat, yang disebabkan profit taking mendera kurs mata uang Inggris tersebut setelah perdagangan sebelumnya mencapai posisi tertinggi 2 pekan perdagangan. Pound berhasil menguat sebelumnya oleh pernyataan Mark Carney di hadapan parlemen Inggris.
Perdagangan semalam dollar diperkuat oleh rilis data ekonomi AS yaitu data penjualan rumah baru yang menunjukkan lonjakan data dari periode sebelumnya. Data ini semakin memperkuat ekspektasi kenaikan fed rate bulan Juni mendatang, dimana suku bunga dinaikkan jika banyak data ekonomi yang mendukung.
Pagi ini juga terpantau kurs komoditas yang perdagangan sebelumnya alami tekanan jual meski harga minyak mentah menguat, bergerak rebound setelah akhirnya pasar merespon kenaikan harga minyak mentah yang cukup tinggi.
Lihat: Harga Minyak Mentah Naik Terpicu Laporan Penarikan Persediaan AS
Untuk pergerakan selanjutnya, dollar AS malam nanti diperkirakan akan menerima sentimen positif dari data flash service PMI bulan Mei dan data HPI Amerika Serikat bulan Maret, namun jika data ini meleset maka dollar alami retreat.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama perdagangan sesi Asia pagi ini turun 0,01 persen setelah dibuka pada posisi 95,57 dan bergulir pada posisi 95,54. Perdagangan sebelumnya indeks dollar AS hanya alami penguatan 0,4 persen .