Microsoft, Twitter dan Facebook Awasi Jalur Online Para Teroris

637

Microsoft merencanakan untuk membuat kebijakan untuk menghapus konten berita yang merupakan pesan-pesan dari jaringan teroris, dimana perusahaan telah mengidentifikasi banyak blog microsoft yang mengandung konten teroris. Kebijakan yang akan diterapkan adalah dengan menghapus konten tersebut.

Beberapa langkah yang dilakukan oleh Microsoft untuk memerangi jaringan teroris adalah :
1. Menghapus konten berita teroris yang mengandung kata-kata kebencian dan yang memprovokasi aksi kekerasan.

2. Mendefinisikan konten teroris sesuai dengan Consolidated United Nations Security Council Sanctions List.

3. Memudahkan pelaporan dari pembaca tentang konten teroris untuk kemudian dihapus,

4. Memakai Bing Search Engine untuk alat pencarian materi-materi dan konten tentang teroris

Tentunya Microsoft melakukan hal ini pada semua konten yang terdapat pada jasa pelayanan data yang memakai Microsoft. Sekalipun Microsoft tidak memiliki layanan jejaring sosial dan video namun pada layanan blog sudah ditemukan banyak pesan-pesan yang menunjukkan konten teroris.

Dalam upayanya memerangi terorisme, Microsoft juga membantu pendanaan dalam rangka pengembangan tehnologi untuk mengidentifikasi konten teroris juga penyebaran informasi yang membangkitkan aksi kekerasan dan saling membenci.

Selain itu, Microsoft juga membantu promosi dan edukasi bagi pengguna layanan, khususnya kaum muda untuk tidak tertipu dengan konten-konten teroris yang memprovokasi aksi kebencian dan kekerasan, diantaranya menyelenggarakan event-event yang memperingatkan generasi muda bahwa internet bisa dipakai untuk tujuan baik, namun juga bisa dipakai untuk tujuan yang sangat merusak, kerusakannya kadang di luar dugaan manusia pada umumnya.

Twitter dan Facebook Perangi Teroris

Di lain sisi, Twitter dan Facebook juga sedang memerangi teroris melalui jalur-jalur yang lain. Kedua jejaring sosial ini menyadari bahwa para teroris menyebarkan informasi dan melakukan recruitment melalui jejaring Twitter dan FB, oleh sebab itu kebijakan penutupan account dilakukan untuk memerangi tindakan kekerasan ini.

Pada bulan Februari, Twitter mengumumkan bahwa perusahaan telah membekukan 125.000 account pada pertengahan tahun lalu, dimana account ini diduga mengandung konten teroris dan dipakai untuk penyebaran informasi kegiatan terorisme. Demikian juga Facebook melakukan pembekuan pada account yang diduga sebagai sarana komunikasi para teroris.

Sebagai aksi balasan dari para teroris, mereka mengaku telah melakukan peretasan pada 10.000 account FB, 150 FB group dan 5.000 account Twitter dan memberikan ancaman kepada Zuckerberg dan CEO Twitter Jack Dorsey dalam tayangan video yang dibuat oleh The Son Caliphate Army. Namun juru bicara dari Facebook tidak serta merta memberi tanggapan atas ancaman tersebut, hanya menekankan bahwa Facebook terus menjalankan kebijakan untuk membekukan account yang diduga sebagai sarana komunikasi tindak terorisme.

Krisno/VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here