Di awal perdagangan forex sesi Asia hari Kamis (24/05), pergerakan nilai tukar dollar AS masih sulit untuk melanjutkan trend perdagangan awal pekan yang naik ke posisi tertinggi 2 bulan terhadap rivalnya oleh karena lebih kuatnya sentimen yang meninggikan rivalnya dari pada sentimen kenaikan Fed rate bulan Juni.
Selain itu pergerakan dollar AS perdagangan semalam dilemahkan oleh kekuatan sentimen yang mengangkat rival lainnya seperti euro dan poundsterling. Dollar ditutup melemah terhadap semua rivalnya karena sentimen yang mengangkat kurs euro, poundsterling dan kurs komoditas. Pelemahan dollar juga bertambah oleh rilis data flash service PMI yang dilaporkan Markit, data tersebut menunjukkan penurunan data dari periode bulan sebelumnya.
Euro memperoleh tenaga kuat melawan semua rivalnya termasuk dollar AS pasca pemberitaan kesepakatan IMF dan Zona Eropa akan memberikan bailout kepada negara Yunani senilai €10,3 miliar dalam pertemuan Menteri Keuangan kawasan Eropa dan IMF di Brussel Rabu pagi waktu setempat.
Lihat:Zona Eropa Dan IMF Sepakat Memberikan Bantuan Bagi Yunani
Poundsterling menguat oleh sentimen pernyataan BOE yang akan memperjuangkan inflasi capai target apapun hasil referendum Brexit pada bulan yang akan datang. Aussie dan kurs komoditas lainnya rebound oleh tingginya harga minyak mentah.
Lihat: Harga Minyak Mentah Naik 2 Persen Menuju $ 50
Untuk pergerakan selanjutnya, dollar AS malam nanti dipengaruhi banyak sentimen seperti rilis data unemployment claims, pending home sales, durable goods order. Selain rilis data ekonomi juga akan ada pernyataan dari 2 pejabat FOMC.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama perdagangan sesi Asia pagi ini turun 0,2 persen setelah dibuka pada posisi 95,39 dan bergulir pada posisi 95,17. Perdagangan sebelumnya indeks dollar AS alami tekanan jual dari rival utamanya kecuali yen.