Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat setelah sempat empat minggu berturut-turut melorot setelah diberikannya rating investment grade bagi Indonesia dari Fitch Ratings dan didukung dengan sentimen positif dari bursa kawasan, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 4,814.73. Untuk minggu berikutnya ini (30 Mei – 3 Juni) IHSG kemungkinan berpotensi bergerak menuju level 4900 dengan dukungan data fundamental namun agak tertahan aksi profit taking sebagian investor. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4875 dan 4920, sedangkan support di level 4690 dan kemudian 4650.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat balik menguat dengan rating Indonesia yang membaik dalam penilaian Fitch Ratings sekalipun mata uang dollar masih rally secara global, di mana secara mingguan rupiah menguat ke level 13,581. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,685 dan 13,692, sementara support di level 13,285 dan 13,075.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk pengumuman suku bunga bank sentral Eropa dan Non-Farm Employment Change yang biasa menjadi perhatian pasar. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; dilanjutkan dengan rilis ISM Manufacturing PMI pada Rabu malam; kemudian data tenaga kerja ADP Non-Farm Employment Change dan Unemployment Claims serta Crude Oil Inventories pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate serta ISM Non-Manufacturing PMI pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Rabu sore; diteruskan dengan rilis Minimum Bid Rate ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level sangat rendah 0.00%.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI dan Caixin Manufacturing PMI China pada Rabu pagi.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat menguat setelah notulensi the Fed mengindikasikan akan bisa menaikkan suku bunganya pada bulan Juni karena ekspektasi perbaikan data inflasi dan tenaga kerja AS, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau menguat tipis ke level 95.690.
Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke level 1.1113. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1055 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1350 dan kemudian 1.1620.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.4611 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.4330 dan kemudian 1.4010, sedangkan resistance pada 1.4770 dan 1.4805.
Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 110.42. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.80 dan 114.90, serta support pada 105.20 serta level 101.10.
Sementara itu, aussie dollar terpantau turun ke level 0.7183. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7110 dan 0.6975, sementara resistance level di 0.7405 dan 0.7720.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat sementara pasar masih menantikan komentar Yellen mengenai indikasi kenaikan suku bunga pada bulan-bulan berikut ini. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 16834. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 17620 dan 18570, sementara support pada level 15940 dan lalu 15475. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 20576. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21645 dan 22200, sementara support di 19600 dan 18875.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau membukukan penguatannya setelah juga Yellen menegaskan akan adanya kenaikan suku bunga the Fed pada bulan-bulan berikut sehingga memberikan arah yang jelas bagi pasar . Dow Jones Industrial secara mingguan menguat 2.13% ke level 17,861.92, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 17935 dan 18185, sementara support di level 17328 dan 16815. Index S&P 500 minggu lalu menguat 2.28% ke level 2,092.62 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2111 dan 2135, sementara support pada level 2025 dan 2001.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau kembali dalam tekanan di posisi tiga bulan terendahnya dalam dollar yang sedang menanjak karena Fed rate yang jelas bakal menaik, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1210.05 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1260 dan berikut $1307, serta support pada $1180 dan $1125. Di Indonesia, harga emas terpantau turun ke level Rp528,715.
Berita pasar –apakah dari the Fed, ECB, China, atau isyu pemulihan ekonomi dari kawasan Amerika, misalnya– acapkali memengaruhi pasang surutnya pasar investasi. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Sering juga spekulasi pasar terbentuk untuk menggerakkan pasar itu sendiri. Kita tidak menyalahkan pasar atas hal tersebut. Pasar tidak pernah salah. Kita, sebagai investor, yang harus mengerti siapa pasar, apa perilakunya, serta bagaimana penyebabnya. Vibiznews.com dapat menjadi pendukung bagi Anda untuk memahami pasar investasi lebih baik. Bagi Anda kami selalu hadir mendampingi. Saat ini, kami sampaikan terimakasih kepada para members yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group