Kondisi pasar keuangan global perdagangan sesi Asia sedang panik, seperti yang terlihat pada bursa saham Asia dan juga pasar valasnya sehingga membuat para pelaku para pelaku pasar amankan aset asetnya ke safe haven. Karenanya pergerakan nilai tukar yen Jepang lanjut rally demikian juga dengan kurs swissfranc.
Akhir pekan lalu, yen berhasil menguat oleh kepanikan pasar akan perkembangan terakhir referendum Brexit di Inggris dan juga ambruknya yield obligasi dunia. Mengawali perdagangan pekan ini kondisi semakin panik setelah terjadi serangan teroris di Amerika semalam yang menewaskan 50 orang lebih.
Ditengah perdagangan forex sesi Asia hari pertama trading pekan ini (13/06), kurs yen Jepang naik ke posisi tertinggi dalam 3 tahun terhadap kurs euro dan poundsterling merespon perkembangan terakhir referendum Brexit.
Dari laporan yang didapat dari media di Inggris, posisi dukungan terhadap Brexit atau Inggris keluar dari Uni Eropa pada referendum tanggal 23 Juni nanti bertambah dibandingkan dengan dukungan untuk Bremain atau Inggris tetap di Uni Eropa.
Pergerakan kurs yen di sesi Asia (03:00:35 GMT) menguat terhadap dollar AS, USDJPY yang dibuka lemah pada 106.85 di awal perdagangan (00.00 GMT) naik 0,7% dan nilai pair bergulir berada pada 106,18.
Untuk pergerakan pair hingga akhir perdagangan sesi malam masih berpotensi rally, sehingga analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair USDJPY selanjutnya lanjut turun ke kisaran 105.83-105,48. Namun jika terjadi koreksi naik akan ke posisi kisaran 107,16.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang