Produksi Industri Tiongkok Stabil; Penjualan Ritel dan Investasi Aset Tetap Mengecewakan

718

Data ekonomi Tiongkok yang dirilis pagi ini kurang menggembirakan. Produksi industri Tiongkok stabil, sama dengan yang diperkirakan pada bulan Mei, sementara penjualan ritel dan investasi perkotaan melambat secara mengejutkan, meningkatkan keraguan tentang apakah negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini bisa stabil setelah kuartal pertama mengecewakan.

Produksi industri di Tiongkok di manufaktur, pertambangan, konstruksi dan utilitas perusahaan, naik 6,0% pada Mei dari tahun sebelumnya – sama dengan bulan sebelumnya – menurut data dari Biro Statistik Nasional, Senin (13/06).

china-industrial-production (3)

Nilai tambah Produksi industri nilai tambah, perkiraan kasar untuk pertumbuhan ekonomi, cocok dengan perkiraan median untuk pertumbuhan 6,0% oleh 15 ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal.

Secara bulan ke bulan, produksi industri meningkat 0,45% pada Mei dari April, dibandingkan dengan kenaikan 0,47% bulan sebelumnya.

Sedangkan penjualan ritel, ukuran pembelian baik swasta maupun pemerintah, turun tipis 10% pada Mei dari tahun sebelumnya, Biro Nasional Statistik Beijing melaporkan Senin (13/06). Sebelumnya pembacaan awal 10,1% pada bulan April dan estimasi median menyatakan hal yang sama.

china-retail-sales-annual (3)

Sementara itu, pertumbuhan investasi aset tetap Tiongkok melambat tajam menjadi 9,6% per tahun pada bulan Januari untuk periode Mei menyusul pembacaan awal 10,5% dalam empat bulan hingga April. Perkiraan median ekonom memperkirakan peningkatan 10,5% per tahun.

Rilis data ekonomi menyoroti pilihan sulit yang dihadapi pejabat pemerintah: meningkatkan stimulus moneter dan mengandalkan pertumbuhan investasi yang dipimpin tradisional, atau membiarkan sektor industri yang sangat tidak efisien bagi negara menekan lebih lanjut sekaligus mengurangi kelebihan kapasitas. Setelah pelonggaran kebijakan moneter yang agresif tahun lalu, Bank Rakyat China (PBOC) tetap berhati-hati melalui paruh pertama 2016. Bank sentral diperkirakan akan tetap menahan sampai setidaknya pada kuartal keempat, ketika stimulus fiskal dan moneter lebih diharapkan.

Produk domestik bruto Tiongkok tumbuh pada 6,7% laju tahunan pada kuartal pertama, ekspansi paling lambat dalam tujuh tahun tapi sesuai dalam target resmi Beijing antara 6,5% dan 7%. Tiongkok berada di tengah-tengah transisi yang panjang yang memprioritaskan pertumbuhan yang dipimpin sektor konsumsi dan jasa menghadapi ekspor dan investasi, sebagai pilar utama dari ekspansi yang mengesankan Tiongkok selama tiga dekade terakhir.


Doni/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here