Berita Ekonomi Sepekan : Pembangunan Kelautan, Listrik, Transportasi dan Kawasan Ekonomi

625

Berita ekonomi sepekan lalu memfokuskan pembangunan sumber daya alam Indonesia dengan menggali potensi yang ada seperti pembangunan sektor kelautan dan gas bumi. Juga sektor infrastruktur yang sangat penting untuk kehidupan dan kesejahteraan masyarakat seperti pembangunan kelistrikan dan sarana transportasi jalan tol, yang tujuan akhirnya dapat menggerakkan ekonomi rakyat yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Pemerintah juga memperhatikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Indonesia Timur yang akan gencar dibangun untuk memajukan perekonomian Indonesia Timur yang mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan.

Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Sorong

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, menyampaikan bahwa  ada kesenjangan pembangunan di wilayah Indonesia Timur, terutama Papua yang jauh ketinggalan dari wilayah Indonesia di bagian Barat. Hal itu disampaikan usai Rapat Terbatas membahas Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong di Kantor Presiden, Jakarta Selasa (14/6).

Untuk itu Pemerintah sudah mengambil sejumlah langkah, pertama menciptakan tol laut agar ada jalur reguler kapal yang berkunjung ke Indonesia timur, Papua.

Yang kedua, membangun pusat industri di Papua, terutama di Sorong.”Esensinya adalah kita ingin membikin pusat industri pengolahan di Sorong. Untuk itu pemerintah, Pemerintah Daerah akan menyediakan tanahnya sebagai modal dasar. Pemerintah pusat akan membantu membangun infrastruktur dasar, apakah itu jalan, ataukah itu air minum, listrik, dan sebagainya,” tutur Rizal.

Yang ketiga memberikan insentif fiskal agar swasta mau masuk dan memanfaatkan pengolahan industri di situ. Mengenai bentuk produksi yang dilakukan, Rizal mengusulkan yakni  agroindustri, tidak melakukan ekspor kayu log lagi, tapi diproses melalui penggergajian (sawmill), jika perlu jadi plywood dan sebagainya.

“Apakah itu industri pertanian yang diolah supaya yang diekspor itu bukan bahan mentah tapi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Yang ketiga, sebagai pusat logistik supaya bisa juga menservis kegiatan pertambangan di daerah di sekitarnya. Dan yang keempat adalah industri perikanan dan processing,” tambah Rizal.

Komitmen Inpex Jepang Mengembangkan Proyek Gas Masela

Jajaran direksi Inpex Corporation yang dipimpin CEO-nya Toshiaki Kitamura menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (14/6) siang. Dalam pertemuan ini Inpex tegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan proyek gas abadi, Blok Masela, di Maluku.

Vice President Corporate Service Inpex Corporation Nico Muhyiddin mengatakan, keputusan pemerintah yang memastikan skema pengembangan Blok Masela dengan model onshore, tidak menurunkan niat Inpex untuk tetap menggarap proyek gas tersebut.

Sektor Kelautan Penggerak Ekonomi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, sebagai negara yang 70 persen, dua pertiga wilayahnya adalah air, adalah laut, sudah waktunya kita mempercepat pembangunan di kelautan kita. Karena apa? Karena kita meyakini bahwa masa depan kita ada di laut.

“Kita akan bisa menjadi negara besar kalau kita bisa menjaga, mampu menjaga dan memanfaatkan potensi kelautan yang sangat besar. Sektor kelautan bisa menjadi penggerak ekonomi kita,” kata Presiden Jokowi dalam pengantarnya pada Rapat Terbatas mengenai Kebijakan Pembangunan Kelautan, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (15/6) siang.

“Dari informasi yang saya peroleh, potensi ekonomi sektor kelautan di Indonesia adalah 1,2 trilun dolar AS per tahun. Dan diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja 40 juta orang,” ungkap Presiden Jokowi seraya menyebutkan, artinya, masih banyak potensi laut Indonesia yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

Mengejar Penyediaan Listrik 35.000 MW

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui banyak yang menyangsikan program pemerintah menyediakan listrik 35.000 Megawatt (MW) dan transmisi 46.000 kilometer dalam waktu 5 tahun akan tercapai. Sebab, logikanya sampai saat ini, atau 70 tahun  kita hanya punya 53.000 MW.

Namun Presiden menegaskan, bahwa angka 35.000 MW itu bukanlah target, melainkan kebutuhan yang harus diisi secepatnya kalau kita ingin industri kita berkembang, usaha-usaha kecil, usaha mikro-menengah yang ada di kampung, yang ada di desa semuanya juga ikut berkembang. Kemudian anak-anak kita, di banyak sekali di kabupaten/kota dan desa juga bisa belajar di malam hari.

“Jadi saya sampaikan kepada menteri. Dengan cara apapun ini harus bisa diselesaikan. Kalau biasa kerja satu shift ya sekarang kerja 3 shift. Kalau kerja 3 shift kan, 5 tahun kali 3, 15 tahun artinya dikerjakan siang malam,” kata Presiden Jokowi saat menerima Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) dan Pengurus Pusat Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI), di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/6) siang.

Pembangunan Jalan Tol

Peresmian Jalan Tol Pejagan-Pemalang dan Integrasi Jalan Tol Jakarta-Cipali

Presiden Joko Widodo meresmikan beroperasinya jalan tol ruas Pejagan-Pemalang Seksi I dan II (Pejagan-Brebes Timur), serta integrasi jalan tol ruas Jakarta-Cikampek,  Cipularang, Padaleunyi, dan Cipali di Brebes, Jawa Tengah, Kamis (16/6) sore.

Presiden menargetkan selanjutnya, pembangunan jalan tol di ruas ujung Jawa Barat dan Jawa Timur akan bisa diselesaikan pada tahun 2018 mendatang.

“Target di ujung Jawa Barat dan Timur, akhir 2018 akan selesai, dan semua akan tersambung dan dilanjutkan ke Sumatera,” papar Presiden seraya menyebutkan bahwa pembangunan jalan tol di ruas Sumatera sudah berjalan.

Groundbreaking Jalan Tol Pemalang-Batang-Semarang

Mengakhiri kunjungan kerjanya di Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pencanangan pembangunan (groundbreaking) ruas jalan tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang di desa Pasekaran, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (17/6) pagi.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengungkapkan, proyek pembangunan ruas tol ini harusnya sudah dimulai 20 tahun lalu, tetapi tidak bisa diteruskan karena ada masalah pembebasan lahan.

Presiden Jokowi berpesan kepada BUMN yang mengurusi pembebasan lahan agar mengajak masyarakat berdiskusi bahwa jalan yang akan dibangun untuk kepentingan jutaan orang, bukan untuk kepentingan para pejabat. “Bukan untuk kepentingan Menteri, Pak Wakil Gubernur, dan Pak Bupati,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam laporannya menyampaikan, ruas tol Pemalang-Batang panjangnya 39,2 Km, sedangkan ruas tol Batang-Semarang panjangnya 75 Km. Pembangunan kedua ruas tol tersebut membutuhkan anggaran Rp15,85 triliun, dan ditargetkan selesai pada tahun 2018 mendatang.

Doni/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
Image : setkab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here