Market Outlook 20–24 June 2016

651

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau kembali terkoreksi walau terbatas di tengah bursa kawasan yang melemah juga karena kuatir akan ketidakpastian pasar menjelang Brexit di Inggris, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah tipis ke level 4,835.14. Untuk minggu berikutnya ini (20-24 Juni) IHSG terlihat sedang berkonsolidasi dengan kemungkinan akan berpotensi kembali menuju level 4900’an bila mayoritas rakyat Inggris tetap memilih bergabung dengan Uni Eropa. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4940 dan 4990, sedangkan support di level 4790 dan kemudian 4690.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat masih stabil dengan sedikit koreksi meski dollar sedang agak tertekan di akhir pekan pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 13,335. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,695 dan 13,805, sementara support di level 13,230 dan 13,075.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: diawali dengan pidato dari Janet Yellen mengenai kebijakan moneter tengah tahunan pada Selasa malam; dilanjutkan berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; kemudian data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Core Durable Goods Orders m/m pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; diteruskan dengan rilis EU Membership Vote atau dikenal dengan Referendum Brexit Inggris pada Kamis; ditutup dengan rilis German Ifo Business Climate.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Monetary Policy Meeting Minutes dari RBA Australia pada Selasa pagi.

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat melemah kembali setelah kekuatiran akan Brexit agak berkurang dengan kampanye “remain” (tetap) yang menguat terutama dengan matinya anggota Parlemen Inggris yang pro-EU Jo Cox, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau turun ke level 94.150. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat terbatas ke level 1.1279. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1100 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1416 dan kemudian 1.1620.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.4361 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.4010 dan kemudian 1.3830, sedangkan resistance pada 1.4770 dan 1.4805. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 104.21. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.90 dan 111.45, serta support pada 102.30 serta level 101.10. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik tipis ke level 0.7396. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7140 dan 0.6975, sementara resistance level di 0.7505 dan 0.7720.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah karena tekanan kekuatiran Brexit dalam referendum pada 23 Juni nanti, walau kekuatiran itu sedikit berkurang di bursa pada akhir pekan. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami pelemahan ke level 15599. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 16825 dan 17620, sementara support pada level 15395 dan lalu 14850. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 20170. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21340 dan 21645, sementara support di 19600 dan 18875.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau melemah oleh kekuatiran investor akan gejolak perekonomian bila terjadi Brexit di Inggris. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah tipis -1.07% ke level 17,699.10, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18013 dan 18166, sementara support di level 17325 dan 16815. Index S&P 500 minggu lalu melemah -1.19% ke level 2,067.12 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2120 dan 2135, sementara support pada level 2025 dan 2001.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat lagi di minggunya yang ketiga oleh tertekannnya dollah dan meningkatnya permintaan safe haven assets, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1298.00 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1315 dan berikut $1345, serta support pada $1235 dan $1200. Di Indonesia, harga emas terpantau melejit ke level Rp556,409.

Dinamika pasar terus bergerak secara aktif, naik turun di pasar investasi, di antara isyu politik di Inggris dan Uni Eropa, gejolak harga minyak dan komoditas dunia, ekonomi Amerika yang bangkit tetapi dengan risiko mengintip sana-sini, dan seterusnya. Itu yang ramai terjadi dalam pasar investasi global dan domestik. Kalau Anda tidak punya waktu dan banyak kesempatan untuk mengikuti dan mengartikan pergerakan pasar demikian, Vibiznews.com dapat membantu Anda sepenuhnya serta memanfaatkannya untuk keputusan investasi yang lebih akurat. Terima kasih telah bersama kami karena mengingat kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here