Dolar AS merosot terhadap euro dan sterling untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan mata uang Rabu di AS tertekan profit taking dan meredanya kekuatiran Brexit.
Sterling, yang menderita satu hari kejatuhan terbesar dalam sejarah modern pada Jumat, berakhir naik 0,7 persen terhadap greenback di $ 1,3434. Itu membukukan rebound sekitar 3 sen dari level terendah 31-tahun $ 1,3122 yang dicapai pada hari Senin, ketika mata uang memperpanjang penurunannya lebih dari 17 persen selama dua hari setelah pemungutan suara Brexit.
Euro berakhir naik 0,33 persen terhadap dolar pada $ 1,1101, rebound lebih dari terendah 3,5 bulan di $ 1,0909 pada hari Jumat. Analis mengatakan para pedagang lega dengan prospek negosiasi berkepanjangan antara pembuat kebijakan Eropa sebelum perceraian di Inggris dari Uni Eropa.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, terakhir turun 0,46 persen pada 95,81 setelah mencapai lebih tinggi dari 3,5 bulan dari 96,705 pada hari Senin.
Sedangkan mata uang terkait komoditas seperti dolar Australia dan Selandia Baru menguat, dengan Aussie terakhir naik 0,66 persen di $ 0,7436 dan kiwi naik 0,77 persen di $ 0,7098.
Dolar, yang tenggelam terhadap yen safe-haven setelah suara Brexit, terakhir turun hanya 0,11 persen pada 102,86 ¥. Dolar terakhir turun 0,21 persen terhadap franc Swiss pada 0,9799 franc.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pergerakan poundsterling dan euro akan mencermati hasil pertemuan para pemimpin Eropa dan Inggris Raya, yang jika memberikan hasil positif dapat mengangkat kedua mata uang tersebut. Namun sebaliknya, dolar AS akan kembali berjaya jika sentimen ketidakpastian pasca Brexit menguat kembali.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens