Keyakinan di antara pebisnis Inggris jatuh tajam setelah pemungutan suara untuk meninggalkan Uni Eropa, sebuah survei menunjukkan pada hari Selasa (05/07), memperkuat pandangan bahwa ekonomi bisa berada di masa-masa sulit setelah keputusan bersejarah Brexit tersebut.
Jumlah pebisnis yang pesimis tentang ekonomi selama dua belas bulan ke depan melonjak menjadi 49 persen dalam seminggu setelah referendum dari 25 persen sebelum hasil suara, menurut sebuah survei yang dilakukan oleh YouGov dan Centre for Economics and Business Research (CEBR).
Keluarnya Inggris dari kelompok 28 negara ini telah mendorong kekacauan politik, penurunan tajam dalam sterling dan mendungnya prospek ekonomi.
Dengan latar belakang ini, Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan kemungkinan akan perlu memberikan stimulus lebih untuk ekonomi selama musim panas.
“Angka-angka ini …. menunjukkan reaksi kejut yang signifikan (untuk Brexit),” kata Scott Corfe, direktur di CEBR.
“Tidak hanya pebisnis merasa jauh lebih pesimis pada umumnya tentang keadaan ekonomi, tetapi harapan mereka sendiri untuk penjualan domestik, ekspor dan investasi selama 12 bulan ke depan sudah merosot.”
Survei dari 1.000 perusahaan yang berbasis di Inggris juga menunjukkan 26 persen responden yang pesimis tentang prospek bisnis mereka sendiri, naik dari 16 persen sebelum referendum.
Bisnis semakin suram tentang operasi mereka di tahun mendatang, dengan harapan untuk penjualan domestik, ekspor dan investasi modal semua jatuh tajam.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang