Market Outlook 11-15 July 2016

686

Dua minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat signifikan hingga menembus level psikologis 5000 dengan dana asing mengalir dalam posisi beli bersih senilai Rp5,93 triliun, sehingga secara mingguan bursa ditutup (1 Juli 2016) menguat tajam ke level 4,971.58, setelah sempat melaju sampai 5039. Untuk minggu berikutnya (11-15 Juli), setelah BEI libur Lebaran selama seminggu, IHSG terlihat dalam posisi rawan profit taking, namun arah pergerakan positif bursa Amerika selama BEI libur dapat mengangkat indeks lagi. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5040 dan 5105, sedangkan support di level 4910 dan kemudian 4754.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat mengalami penguatan yang berarti oleh sentimen positif disahkannya RUU Pengampunan Pajak meskipun dollar di pasar global masih terdongkrak oleh melorotnya nilai pound sterling pasca Brexit, di mana secara mingguan rupiah menguat signifikan ke level 13,105. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,250 dan 13,560, sementara support di level 13,075 dan 12,990.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk pengumuman suku bunga bank sentral Inggris. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; dilanjutkan dengan data tenaga kerja Unemployment Claims dan PPI m/m pada Kamis malam; diakhiri dengan sederet rilis Core CPI m/m, Core Retail Sales m/m, dan Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Inflation Report Hearings pada Rabu sore; diteruskan dengan rilis Official Bank Rate dari Bank of England pada Kamis sore yang diperkirakan akan dipangkas ke level 0.25%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y China pada Jumat pagi.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat menguat lagi dengan pound yang masih terperosok serta data tenaga kerja AS yang mengesankan, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 96.290. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke level 1.1052. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0910 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1186 dan kemudian 1.1426.

Poundsterling minggu lalu terlihat masih tergelincir ke level 1.2794 terhadap dollar, pada posisi sekitar 31 tahun terendahnya. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2794 dan kemudian 1.2700, sedangkan resistance pada 1.3535 dan 1.3840. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 100.47. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 103.35 dan 106.85, serta support pada 98.95 serta level 96.57. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik ke level 0.7564. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7405 dan 0.7285, sementara resistance level di 0.7650 dan 0.7720.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah oleh turunnya harga minyak dan pasar menantikan data dari tenaga kerja di AS. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami pelemahan ke level 15106. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 15795 dan 16405, sementara support pada level 14865 dan lalu 14530. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 20794. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21030 dan 21340, sementara support di 19585 dan 18875.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat signifikan lebih dari 1% -menutupi semua kerugian akibat Brexit- terpicu oleh mengesankannya data kenaikan tenaga kerja. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 18,129.75, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18166 dan 18235, sementara support di level 17672 dan 17060. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2,123.55 –mendekati level rekor- dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2135 dan 2200, sementara support pada level 2073 dan 1990.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat lagi di minggunya yang keenam -pada posisi dua tahun tertingginya- masih oleh kuatnya permintaan safe haven assets setelah Brexit, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1366.50 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1376 dan berikut $1390, serta support pada $1305 dan $1200. Di Indonesia, harga emas terpantau menanjak ke sekitar rekor pada level Rp574,412.

Isyu gejolak keuangan dari kawasan Eropa sekitarnya terus mengemuka. Inggris dengan keputusan Brexit mereka sekarang jadi perhatian dunia. Di tempat lain, data tenaga kerja di Amerika bisa begitu menggerakkan pasar. Kita melihat bahwa faktor fundamental ekonomi serta politik begitu signifikan dalam memengaruhi pasar. Bagi investor lokal yang, katakanlah, bukan berlatar belakang pendidikan ekonomi kadang tidak mudah untuk memahami dinamika berbagai indikator perekonomian dan yang terkait tersebut. Kendala itu bukan merupakan masalah kalau Anda terus menyimak berita dan analisis pasar di vibiznews.com. Banyak orang telah mengakuinya. Terima kasih tetap bersama kami karena kami hadir demi mendukung sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!  Bagi Anda yang baru kembali dari liburan panjang, disampaikan selamat berkarya lagi. Salam sukses!

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

 

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here