Ekonomi Tiongkok tumbuh 6,7 persen pada kuartal kedua dari tahun sebelumnya, stabil dari kuartal pertama dan sedikit lebih baik dari yang diperkirakan karena pemerintah meningkatkan upaya untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia ini.
Analis yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan produk domestik bruto (PDB) akan turun menjadi 6,6 persen pada kuartal kedua, yang akan menjadi terlemah sejak krisis keuangan global.
PDB kuartal kedua naik 1,8 persen secara kuartal-ke-kuartal, kata biro statistik pada hari Jumat (15/07), juga lebih baik daripada perkiraan ekonom.
Terbebani oleh penurunan permintaan di dalam dan di luar negeri, kelebihan kapasitas industri dan pendinginan investasi swasta, perekonomian Tiongkok tumbuh 6,9 persen pada tahun 2015, laju paling lambat dalam lebih dari dua dekade.
Para pembuat kebijakan telah berubah untuk meningkatkan ekspansi kredit dan memperbanyak belanja infrastruktur untuk menstabilkan pertumbuhan tahun ini, tapi kekhawatiran yang berkembang tentang bahaya terlalu banyak stimulus utang dan penundaan untuk reformasi ekonomi yang dapat merugikan pertumbuhan jangka panjang.
Biro statistik Tiongkok mengatakan bahwa ekonomi masih menghadapi tekanan ke bawah, tetapi bahwa pertumbuhan ekonomi pada semester pertama meletakkan dasar yang baik untuk mencapai sasaran pemerintah tahun 2016.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
