Market Outlook 18-22 July 2016

897

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat kembali menembus level 5100 dengan dana asing terus mengalir dalam posisi beli bersih senilai Rp5.67 triliun, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat 2.79% ke level 5,110.18, dan sempat melaju sampai di 5133.

Untuk minggu berikutnya (18-22 Juli), IHSG terlihat dalam posisi siap profit taking, namun penguatan masih mungkin terjadi oleh bursa global yang masih rally. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5135 dan 5215, sedangkan support di level 4971 dan kemudian 4910.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat terus mengalami penguatan yang berarti oleh reaksi positif atas Tax Amnesty dan masih derasnya dana asing yang masuk, di mana secara mingguan rupiah menguat signifikan ke level 13,075. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,250 dan 13,560, sementara support di level 13,075 dan 12,990.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk pengumuman suku bunga bank sentral Eropa (ECB). Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Building Permits pada Selasa malam; dilanjutkan dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan data tenaga kerja Unemployment Claims dan Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; diteruskan dengan rilis Claimant Count Change Inggris pada Rabu sore; berikutnya pengumuman Minimum Bid Rate dari ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level terendah 0.0%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman dari Rapat Dewan Gubernur BI pada Jumat siang.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat menguat oleh data eknomi yang positif dari Amerika dan China, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 96.660. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau stabil seputar level 1.1069. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0910 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1186 dan kemudian 1.1426.

Poundsterling minggu lalu terlihat agak rebound ke level 1.3226 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2794 dan kemudian 1.2700, sedangkan resistance pada 1.3535 dan 1.3840. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 105.37. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 106.85 dan 111.45, serta support pada 98.95 serta level 96.57. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat tipis ke level 0.7590. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7405 dan 0.7285, sementara resistance level di 0.7650 dan 0.7720.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat oleh data pertumbuhan ekonomi China yang stabil –melampaui ekspektasi pasar- dan perkiraan akan terbitnya stimulus ekonomi. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 16497. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 16830 dan 17250, sementara support pada level 15955 dan lalu 15110. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 21659. Minggu ini akan berada antara level resistance di 21735 dan 22205, sementara support di 20995 dan 20305.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berlanjut menguat dan mencetak rekor tertinggi yang baru oleh data ekonomi yang mengesankan dari sektor retail. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level rekor 18,504.56, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18548 dan 19050, sementara support di level 18185 dan 17672. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2,154.65 –sebelumnya sudah mencetak rekor- dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2168 dan 2220, sementara support pada level 2073 dan 1990.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau terkoreksi setelah data ekonomi AS yang baik agak mengurangi permintaan safe haven assets, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1333.20 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1376 dan berikut $1390, serta support pada $1305 dan $1200. Di Indonesia, harga emas terpantau terkoreksi juga ke level Rp556,034.

Pada saat sejumlah pasar investasi terlihat bullish dan sepertinya terus mencetak rekor tertingginya, banyak sekali pelaku pasar yang bergairah untuk mengejarnya. Situasi seperti ini bila berlebihan menjadi suatu eforia. Di tempat seperti inilah biasanya banyak investor terperangkap oleh efek psikologis dan kekurangpahaman situasi pasar. Justru di sini kondisi pasar haruslah dipantau terus secara ketat. Masalahnya banyak investor yang kurang memiliki waktu yang cukup untuk itu. Kembali, dalam hal ini, Vibiznews.com siap membantu Anda untuk menyorot situasi pasar untuk keputusan investasi Anda yang lebih akurat. Terima kasih telah bersama kami karena merasakan kehadiran kami demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here