Ditengah perdagangan forex sesi Asia hari Selasa (18/7) dollar AS berusaha mengumpulkan tenaga untuk rebound kuat melawan rival-rivalnya oleh profit taking yang menyerang rivalnya. Serangan terjadi khususnya pada rivalnya yang menekan kuat pada perdagangan sebelumnya, yaitu euro dan poundsterling.
Pada perdagangan forex hari Senin kemarin (18/7) dollar AS yang sempat menguat di awal perdagangan akhirnya menyerah oleh kekuatan euro dan poundsterling setelah pernyataan seorang pejabat BOE Martin Weale Senin siang waktu setempat. Salah seorang pejabat senior ini menyatakan penurunan suku bunga masih belum diperlukan menunggu petunjuk dari rilis data ekonomi pasca Brexit. Selain itu Weale juga menyatakan penurunan BOE rate diperlukan kondisi inflasi yang lebih tinggi dari sekarang.
Setelah pernyataan tersebut kedua kurs kawasan Eropa tersebut memperoleh kekuatan meskipun sentimen negatif datang dari beberapa data ekonomi Inggris. Dollar AS pun terpojok yang ditekan oleh data ekonomi semalam yaitu indeks perumahan menurut NAHB. Data tersebut menunjukkan indeks kepercayaan para homebuilder AS menurun pada bulan Juni lalu.
Terhadap kurs komoditas dollar berhasil menguat dikarenakan harga minyak mentah anjlok kembali oleh profit taking setelah 2 hari berturut alami penguatan harga. Anjloknya harga minyak membuat permintaan akan kurs aussie, dollar Canada dan kiwi dollar berkurang.
Lihat: Harga Minyak Mentah Turun Terpicu Sentimen Kekenyangan Pasokan
Perdagangan selanjutnya penguatan dollar AS ini dapat bertahan hingga sesi malam yang didukung oleh rilis data property AS selanjutnya yaitu data building permits dan housing starts yang diperkirakan menunjukkan data yang meningkat dari periode sebelumnya. Selain itu dollar juga dapat rally menimbang sentimen negatif yang membayangi pergerakan rivalnya seperti euro.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama perdagangan sesi Asia pagi ini bergerak positif setelah dibuka lebih tinggi pada posisi 96,52 dan bergulir pada posisi 96,57. Perdagangan sebelumnya indeks dollar AS anjlok 0,2 persen setelah akhir pekan naik ke puncak penguatan harian tertinggi sejak pekan terakhir bulan Februari 2016.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang