Tingkat pengangguran Inggris turun pada bulan Mei ke level terendah sejak 2005 sebagai pasar tenaga kerja diperkuat sebelum keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, data resmi menunjukkan pada hari Rabu (20/07).
Tingkat pengangguran turun menjadi 4,9 persen dalam tiga bulan hingga Mei, level terendah sejak tiga bulan hingga Oktober 2005 dan turun dari 5,0 persen pada bulan April, Kantor Statistik Nasional mengatakan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters diharapkan untuk tetap di 5,0 persen.
Pembuat kebijakan Bank of England akan mengawasi dengan cermat bagaimana pasar tenaga kerja Inggris bereaksi terhadap keputusan untuk meninggalkan Uni Eropa, memperingatkan pertumbuhan lebih lambat dan cenderung menghasilkan inflasi yang lebih tinggi.
Upah terus meningkat menjelang referendum seperti yang diperkirakan, dengan membayar termasuk bonus naik 2,3 persen dalam tiga bulan hingga Mei – kenaikan terbesar sejak Oktober 2015.
Kenaikan upah baru-baru ini sebagian mencerminkan pengenalan yang baru pada bulan, kewajiban National Living Wage dari 7.20 pounds satu jam untuk pekerja berusia 25 dan di atas, kenaikan 50 sen pada upah minimum yang ada.
Sebelum referendum 23 Juni, Dana Moneter Internasional dan Britain’s National Institute of Social Economic Research mengatakan upah, bukan pekerjaan, kemungkinan besar akan mengambil penyesuaian dari keputusan untuk meninggalkan Uni Eropa.
Jumlah pengangguran turun dalam tiga bulan hingga Mei untuk 1.646.000, sementara jumlah orang dalam pekerjaan naik 176.000 untuk 31.705.000 – mengambil tingkat kerja ke 74,4 persen.
Sebuah survei dari Recruitment and Employment Confederation menunjukkan jumlah staf permanen dipekerjakan melalui perusahaan rekrutmen jatuh untuk pertama kalinya sejak Desember 2012i.
Survei lain dari chief financial officers dari Deloitte, yang dilakukan setelah referendum, menunjukkan kurang dari 1 persen yang direncanakan untuk meningkatkan perekrutan di tahun depan.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
