Pemerintah Jepang menyiapkan paket stimulus minimal 20 triliun yen ($ 188 miliar) untuk membantu perekonomian domestik bangkit dari deflasi dan menangkis efek samping yang mungkin dari Brexit, sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan Rabu.
Pemerintah awalnya diperkirakan menyusun paket stimulus lebih dari 10 triliun yen. Tapi ukuran kemungkinan dua kali lipat dimana paket sekarang akan mencakup proyek-proyek untuk fiskal 2017 dan seterusnya dan meningkatkan pinjaman pemerintah dengan bunga rendah “zaito” sebesar 6 triliun yen kata sumber.
Ada juga kemungkinan ukuran paket dan belanja publik dapat meningkat lebih jauh, tergantung pada perjanjian antara pemerintah dan koalisi partai Partai Demokrat Liberal dan Komeito, kata sumber tersebut.
Pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe akan meminta persetujuan kabinet untuk langkah-langkah stimulus pada awal Agustus, dengan bagian dari paket diharapkan akan dibiayai oleh anggaran tambahan untuk fiskal 2016 untuk dikompilasi musim gugur ini.
Dalam paket stimulus, pemerintah berencana untuk mengalokasikan sekitar ¥ 8.3 triliun untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur. Jumlah meliputi ¥ 3 triliun untuk memperluas ke Osaka sebuah jalur kereta magnetis yang direncanakan untuk dijalankan dari Tokyo ke Nagoya.
Terjadinya ketidakstabilan keuangan yang berasal dari keputusan Inggris bulan lalu untuk meninggalkan Uni Eropa, pemerintah berencana untuk meminjamkan dana dolar bagi perusahaan, kata sumber-sumber. Untuk mengatasi dampak dari Brexit, pemerintah akan memberikan ¥ 3 triliun dari cadangan devisa kepada Japan Bank dukungan negara untuk Kerjasama Internasional, yang akan memperpanjang dana murah ke perusahaan-perusahaan Jepang.
Pemerintah juga mengharapkan ¥ 3.4 triliun akan digunakan untuk mendukung perusahaan-perusahaan Jepang membangun infrastruktur di luar negeri, kata sumber-sumber.
Langkah-langkah stimulus juga mencakup meningkatkan ketahanan bangunan dan fasilitas lainnya serta memperkenalkan langkah-langkah untuk memfasilitasi ekspor pertanian.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
