Di tengah perdagangan forex sesi Asia hari Jumat (29/7), tekanan terhadap kurs dollar AS masih terus berlanjut setelah 4 hari berturut anjlok dan kini masuk dalam zona merah terdalam selama 10 hari terakhir. Namun secara fundamental dollar AS diperkirakan akan keluar dari zona tersebut masuki sesi Eropa.
Sentimen kekecewaan terhadap suku bunga Amerika yang tidak berubah oleh Federal Reserve pada bulan ini dan juga kaburnya sinyal kenaikan Fed rate berikutnya masih memberikan pukulan keras bagi dollar AS. Akibatnya prospek fundamental dollar AS jadi suram dan mata uang yang menjadi rivalnya mencuri kekuatannya untuk rally.
Perdagangan hari ini fundamental dollar AS akan lebih mendominasi perdagangan forex akhir pekan, pasalnya fundamental rival-rivalnya sedikit mengecewakan. Diantara rivalnya hanya kurs yen yang memiliki fundamental kuat sehingga akan mendapat pukulan lanjutan dari kurs tersebut. Tapi jika siang ini BOJ putuskan sesuatu yang hawkish maka laju yen dapat berubah mengecewakan.
Sebagai katalis penggerak dollar hari ini, akan dirilis beberapa data ekonomi yang sebagian besar akan memberikan sentimen positif yang kuat. Beberapa data yang dapat menggembirakan dollar yaitu data advance PDB AS Q2-2016, Employment Cost Index q/q, Revised UoM Consumer Sentiment dan Revised UoM Inflation Expectations. Namun terdapat data yang berusaha tekan laju dollar yaitu data
Chicago PMI.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama perdagangan sesi Asia masih bergerak negatif setelah dibuka lebih rendah pada posisi 96.65 dan bergulir pada posisi 96.48. Perdagangan sebelumnya indeks dollar AS anjlok hingga 0,2 persen.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang