Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,18% secara tahunan untuk kuartal yang berakhir Juni, didukung oleh kenaikan dalam belanja konsumen.
Seperti yang telah diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada Jumat (05/08) pagi, hasil tersebut lebih baik dari perkiraan pertumbuhan 5,0% oleh 16 analis dalam jajak pendapat Reuters. Hal ini juga menandai ekspansi dari kuartal sebelumnya.
Lihat : Indonesia Hebat! Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua Melesat 5,18 Persen
Belanja rumah tangga, yang menyumbang lebih dari setengah dari PDB, naik 5,04% pada tahun ini. Pertumbuhan ini sebagian didorong oleh sebelumnya awal bulan Juni Ramadan, ketika harga makanan dan barang-barang lainnya cenderung naik.
Badan Pusat Statistik mengatakan belanja rumah tangga juga didukung oleh pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi, yang naik 6,28%. Pembentukan modal tetap domestik, yang meliputi kegiatan investasi perusahaan, meningkat 5,06%.
Dalam konferensi pers, Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan paket stimulus ekonomi pemerintah, yang telah diluncurkan secara berkala sejak September lalu, “telah menunjukkan beberapa hasil.”
Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai Jasa Keuangan dan Asuransi yang tumbuh 13,51 persen. Dari sisi pengeluaran didukung oleh hampir semua komponen dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga yang tumbuh 6,72 persen.
Ekonomi Indonesia triwulan II-2016 terhadap triwulan sebelumnya tumbuh 4,02 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 11,90 persen, sedangkan dari sisi Pengeluaran pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 36,16 persen.
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2016 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,81 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,02 persen, dan Pulau Kalimantan 7,61 persen.
Bank Indonesia tahun ini telah menurunkan suku empat kali dengan total 100 basis poin. Hal ini mengadopsi tingkat kebijakan baru bulan ini dalam upaya untuk menurunkan suku bunga kredit lebih cepat.
Untuk mengisi defisit anggaran yang melebar dan meningkatkan pertumbuhan, pemerintah mengandalkan amnesti pajak, menawarkan tarif rendah untuk wajib pajak.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan uang kembali pulang di bawah amnesti dapat membantu perekonomian berkembang pada tahun 2017 akhir yang lebih tinggi pada proyeksi 5,2-5,6 persen.
Sebelum data Jumat, bank sentral memperkirakan pertumbuhan PDB 5,09 persen tahun ini.
Doni/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang