Market Outlook 15-19 August 2016

802

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau mengalami koreksi setelah rally sebelumnya terpicu oleh aksi profit taking para pelaku pasar dan situasi rupiah agak mendatar, sehingga secara mingguan bursa ditutup terkoreksi ke level 5,377.20, setelah sempat melaju sampai di 5476.

Untuk minggu berikutnya (15-19 Agustus), IHSG kemungkinan masih dalam konsolidasi dan sedikit tekanan ambil untung kembali, sambil pasar menantikan perkembangan hasil dari Tax Amnesty serta pergerakan bursa global. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5476 dan 5525, sedangkan support di level 5330 dan kemudian 5180.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat dalam posisi menguat oleh data cadangan devisa yang meningkat dan harapan terhadap program pengampunan pajak, di mana secara mingguan rupiah menguat terbatas ke level 13,120. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,170 dan 13,250, sementara support di level 13,010 dan 12,990.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core CPI m/m dan Building Permits pada Selasa malam; dilanjutkan dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan rilis FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; berikutnya data tenaga kerja Unemployment Claims dan Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris dan German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; diteruskan dengan rilis Claimant Count Change Inggris pada Rabu sore; kemudian data Retail Sales m/m Inggris pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Prelim GDP q/q Jepang pada Senin pagi; berikutnya rilis Monetary Policy Meeting Minutes dari Bank Sentral Australia (RBA) pada Selasa pagi; ditutup dengan pengumuman BI Rate dari Rapat Dewan Gubernur BI pada Jumat siang.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat melemah oleh data ekonomi penjualan retail AS yang mengecewakan, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau turun ke level 95.690. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau naik ke level 1.1162. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0950 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1426 dan kemudian 1.1615.

Poundsterling minggu lalu terlihat turun ke level 1.2910 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2794 dan kemudian 1.2700, sedangkan resistance pada 1.3372 dan 1.3535. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 101.24. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.55 dan 111.45, serta support pada 98.96 serta level 96.57. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7651. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7405 dan 0.7285, sementara resistance level di 0.7765 dan 0.7720.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat dengan pasar mengabaikan data mengecewakan dari China dan lebih focus kepada penguatan bursa Wall Street. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 16919. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 16940 dan 17250, sementara support pada level 15920 dan lalu 15105. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 22766. Minggu ini akan berada antara level resistance di 22800 dan 23425, sementara support di 21725 dan 20995.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir menguat masih di seputar angka rekor walau terkoreksi di akhir pekan karena lemahnya data retail sales yang memicu aksi profit taking. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 18,572.02, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18638 dan 19050, sementara support di level 18185 dan 17672. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2,179.85 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2188 dan 2220, sementara support pada level 2147 dan 2073.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau agak terkoreksi oleh aksi ambil untung investor di tengah pasar yang sedang konsolidasi, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1334.85 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1376 dan berikut $1390, serta support pada $1310 dan $1200. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp563,613.

Dinamika harga instrumen investasi kali ini sebagian diwarnai pasar yang sedang konsolidasi. Di balik konsolidasi, pengertiannya itu seperti kalau kita sedang naik tangga terus, maka ada waktunya kita ingin istirahat sejenak. Itulah dia konsolidasi! Pasar agak dalam “range-bound” dengan rentang harga yang agak sempit. Konsolidasi juga berarti pasar sedang melihat-lihat situasi pasar yang mungkin sedang diwarnai oleh, pada saat ini, arah perkembangan ekonomi berikutnya. Dalam situasi seperti ini, Anda pun tetap dapat mengalami profit. Caranya; mungkin Anda perlu belajar. Mari belajar bersama pelatihan yang ada di VBLC, pastinya itu akan bermanfaat. Kembali, salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews! Bersama juga kita deklarasikan: “Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 Tahun”. Salam Merdeka!

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here