Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika hari Selasa beberapa jam lalu (17/8), dollar AS melemah terhadap semua rival utamanya khususnya terhadap kurs euro dan yen Jepang. Berkubangnya dollar dalam jurang pelemahan 9 minggu terhadap semua rivalnya dipicu oleh rilis indeks harga konsumen atau inflasi untuk bulan Juli. Laporan inflasi tersebut menunjukkan penurunan ke posisi 0 persen yang mengangkat kekhawatiran bahwa Fed tidak akan mampu untuk meningkatkan suku bunganya.
Namun perdagangan semalam sedikit dihibur oleh komentar dari Presiden Federal Reserve Bank of New York William Dudley yang menyatakan bahwa ekonomi AS telah berkembang menjadi sebuah bentuk yang bisa membuat kenaikan suku bunga pada awal bulan depan. Komentar pejabat FOMC tersebut masih belum mampu angkat sentimen pasar dikarenakan data-data yang ada menunjukkan perbedaan.
Untuk perdagangan hari ini pasar mengharapkan komentar Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis James Bullard memberikan harapan kembali akan kenaikan suku bunga lanjutan Fed tahun ini, dimana pejabat FOMC ini akan berbicara didepan publik pada suatu konferensi di St. Louis. Data penting yang akan dilaporkan malam ini pada sesi Amerika yaitu data pasokan minyak mentah negeri tersebut.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama perdagangan ditutup melemah 83 pips setelah dibuka lebih rendah pada posisi 95.63 dan ditutup pada posisi 94.80. Perdagangan forex selanjutnya dollar masih dibayangi oleh tekanan fundamentalnya.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang