Dolar menguat terhadap semua mata uang utama, sementara bursa saham dan komoditas di wilayah emerging-market mundur selepas komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve yang meningkatkan kemungkinan suku bunga AS akan naik tahun ini.Fokus pasar akan tertuju pada pidato Janet Yellen pada hari Jumat, minggu ini.
The Bloomberg Spot Indeks Dollar naik 0,4 persen pada 08:07 waktu London, rand Afrika Selatan, won Korea Selatan dan peso Meksiko mencatat penurunan terbesar di antara 16 mata uang utama, tenggelam setidaknya 0,7 persen versus greenback.
Yen turun 0,4 persen menjadi 100,65 per dolar. Kuroda mengatakan kepada surat kabar Sankei bahwa BOJ sedang melakukan kajian komprehensif ekonomi dan keuangan Jepang dan mengatakan ada “cukup kesempatan” lebih pelonggaran pada pertemuan kebijakan bulan depan. Tingkat inflasi untuk bulan Juli yang akan dikeluarkan har Jumat ini dapat meningkatkan peluang untuk BOJ lebih agresif untuk mengeluarkan quantitative easing.
Rupee India melemah 0,2 persen setelah Urjit Patel menggantikan Raghuram Rajan sebagai gubernur bank sentral India. Won dan yuan dari Tiongkok semua tergelincir ke tingkat terlemah mereka dalam satu bulan, sedangkan rupiah Indonesia turun ke titik terendah sejak Juni.
MSCI Emerging Markets Index turun 0,7 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun dari level tertinggi 13-bulan karena investor asing menarik dana dari sekuritas, setelah menyuntikkan lebih dari $ 5 miliar sejak awal kuartal ini. Indeks patokan Taiwan jatuh ke level terendah satu bulan dan indeks Hang Seng Hong Kong masih berada diatas level tertinggi sembilan bulan.
Indeks Topix Jepang naik 0,6 persen karena penurunan yen mendorong penguatan saham-saham para eksportir termasuk Toyota Motor Corp, yang naik ke level tertinggi sejak Maret.
Stoxx Europe 600 Index sedikit berubah, setelah kehilangan 1,7 persen pekan lalu. Syngenta AG melonjak 12 persen setelah pengambil alihan saham perusahaan kimia dari Swiss ini oleh China National Chemical Corp, senilai $ 43 miliar.
The Bloomberg Commodity Index turun 0,7 persen, setelah tergelincir dari satu bulan di sesi terakhir.
Minyak mentah turun 1,8 persen menjadi $ 47,66 per barel di New York setelah Irak, produsen terbesar kedua OPEC, mengatakan akan meningkatkan ekspor sekitar 5 persen dalam beberapa hari mendatang. Harga melonjak 9,1 persen pekan lalu karena spekulasi bahwa pembicaraan OPEC bulan depan dapat menyebabkan penghentian produksi.
Perak turun sebanyak 3 persen ke level terendah untuk tujuh minggu, sementara emas turun 0,6 persen di tengah penguatan dolar. Perak telah rally 37 persen tahun ini sementara emas melonjak 26 persen setelah Fed menahan diri dari pengetatan dan bank sentral lainnya mempertahankan tarif negatif.