Market Outlook 5-9 September 2016

849

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau mengalami pelemahan masih dalam pasar yang konsolidatif oleh concern pasar karena dana repartiasi dampak dari Tax Amnesty belum masuk sesuai ekspektasi, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 5,353.46. Untuk minggu berikutnya (5-9 September), IHSG kemungkinan masih dalam konsolidasi namun ada peluang menanjak oleh sentimen positif kawasan dengan perkiraan tertundanya keputusan kenaikan bunga the Fed Rate. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5476 dan 5525, sedangkan support di level 5296 dan kemudian 5180.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat dalam posisi terkoreksi tipis sementara mata uang dollar cenderung menguat di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah terbatas ke level 13,245. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,290 dan 13,335, sementara support di level 13,010 dan 12,990.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Non-Manufacturing PMI pada Selasa malam; diikuti dengan rilis Crude Oil Inventories dan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Services PMI Inggris pada Selasa sore; diteruskan dengan rilis Manufacturing Production m/m Inggris pada Rabu sore; kemudian pengumuman suku bunga Minimum Bid Rate dari ECB pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.00%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman Cash Rate RBA Australia pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 1.50%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat menguat walau terakhirnya dengan data NFP pasar perkirakan kenaikan bunga the Fed belum akan dilakukan dalam waktu dekat ini, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 95.870.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau turun ke level 1.1158. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1045 dan 1.0950 sementara resistance pada 1.1365 dan kemudian 1.1615.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat naik ke level 1.3269 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2794 dan kemudian 1.2700, sedangkan resistance pada 1.3372 dan 1.3535.

USDJPY,  minggu lalu berakhir menguat ke level 104.02. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 105.70 dan 107.55, serta support pada 99.55 serta level 96.57.

AUDUSD, aussie dollar terpantau menguat tipis ke level 0.7551. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7405 dan 0.7285, sementara resistance level di 0.7765 dan 0.7850.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat oleh data ekonomi kuat dari beberapa negara kawasan serta sentimen positif dari bursa global. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 16925. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 17620 dan 18565, sementara support pada level 16315 dan lalu 15905. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 23266. Minggu ini akan berada antara level resistance di 23425 dan 24135, sementara support di 22695 dan 21715.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir dengan menguat oleh data tenaga kerja yang mengecewakan yang dapat menunda kenaikan bunga the Fed. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 18,485.66, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18667 dan 19050, sementara support di level 18244 dan 17710. Index S&P 500 minggu lalu stabil dengan menguat ke level 2,173.24 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2194 dan 2220, sementara support pada level 2147 dan 2073.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat oleh perkiraan the Fed belum akan segera menaikkan suku bunganya karena data tenaga kerja yang kurang mendukung, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1325.95 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1376 dan berikut $1390, serta support pada $1302 dan $1200. Di Indonesia, harga emas terpantau menguat tipis ke level Rp561,603.

Anda mungkin pernah memerhatikan bagaimana derasnya dana asing masuk ke pasar modal dan pasar uang Indonesia, lalu kadang dengan deras pula dana-dana itu lari keluar. Memang demikianlah pergerakan dana investasi global yang disebut “hot money” itu. Begitu cepatnya mengalir ke berbagai instrumen investasi menembus batas-batas antar negara. Begitu cepat masuk, mampir, keluar dan akan begitu cepat pula mengalami “switching” dari satu asset ke asset lainnya serta dari satu negara ke negara lainnya. Itu sebabnya kita perlu mempelajari dinamika portfolio investasi, baik dari sisi jenis, jangka waktu, tingkat risiko, typical, dll. Simak terus vibiznews.com dan jadilah investor yang sukses. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here