Bank of Japan berencana untuk membuat keputusan kontroversial kebijakan suku bunga negatifnya sebagai inti dari pelonggaran moneter masa depan, menjanjikan untuk menimbang pemotongan lebih lanjut sebagai ekspansi ke pembelian aset, demikian dilansir oleh Nikkei Asian Review, Rabu (14/09).
Rencananya hal ini akan dimasukkan dalam penilaian yang komprehensif dari kebijakan moneter untuk dikompilasi pada pertemuan dua hari mulai Selasa.
Beberapa pengamat telah meramalkan bahwa bank akan menggunakan review sebagai kesempatan untuk memperdalam tarif negatif yang menekan sektor keuangan. Dengan ekonomi kurang kuat dan harga menghadapi tekanan ke bawah, BOJ malah akan mempertimbangkan untuk mengambil suku bunga deposito negatif 0,1% lebih jauh ke wilayah negatif.
Dewan kebijakan BOJ diharapkan untuk menyimpulkan dalam review bahwa manfaat ekonomi dari tingkat negatif diumumkan pada bulan Januari lebih besar daripada efek sampingnya. Gubernur Haruhiko Kuroda dan wakil gubernurnya mendukung secara bulat dalam hal ini, dan diharapkan untuk mendapatkan dukungan dari mayoritas anggota dewan kebijakan lainnya.
Setiap keputusan untuk mengambil tarif yang lebih dalam di bawah nol akan membutuhkan pertimbangan cermat dari nilai tukar yen dan keadaan ekonomi yang lebih luas. Dan perdebatan kemungkinan akan dilanjutkan dengan hati-hati.
Bank akan menegaskan kembali komitmennya untuk memantau efek samping yang mengkhawatirkan dari tingkat negatif. Pendalaman dalam hasil jangka panjang telah menekan kembali untuk pensiun dan asuransi, dan telah mulai membebani sentimen konsumen.
Sebagai penanggulangan tertentu, pemangkasan pembelian obligasi pemerintah Jepang dengan jangka waktu lebih dari 25 tahun akan dibahas. Ini bertujuan untuk meningkatkan hasil jangka panjang, memberikan lembaga keuangan lingkungan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil. Pembelian obligasi jangka pendek dapat ditingkatkan untuk mengimbangi, karena beberapa klaim keseluruhan pembelian harus disimpan pada tingkat saat ini 80 triliun yen ($ 783 miliar) atau lebih per tahun.
Pergeseran suku bunga negatif sebagai inti dari pelonggaran tambahan datang sebagai penurunan likuiditas pasar obligasi membuat memompa uang tunai ke dalam perekonomian dengan pembelian aset diperluas lebih sulit. Sebagai prospek jangka dekat tingkat kenaikan suku bunga AS mundur, yen bisa naik, memaksa BOJ untuk mempertimbangkan pelonggaran. Menetapkan kelayakan penurunan suku bunga lebih lanjut akan memberikan bank lebih banyak pilihan untuk menarik pada saat diperlukan.
BOJ akan mempertahankan target pertumbuhan harga 2%, namun akan mempertimbangkan secara efektif meninggalkan janji untuk mencapai target dalam dua tahun. Menetapkan kerangka waktu yang jelas untuk program pelonggaran bisa dibahas untuk membantu menunjukkan komitmen untuk pelonggaran lanjutan.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang