The Federal Reserve AS mengadakan pertemuan kebijakan moneter keenam tahun ini pada hari Selasa (20/09) dan menghadapi dilema bahwa ekonomi AS tidak siap untuk kenaikan suku bunga.
Sementara beberapa ekonom mengatakan Fed, ingin menarik diri dari kebijakan suku bunga rendah setelah era krisis, bisa mengejutkan dengan peningkatan suku bunga pada hari Rabu, namun kebanyakan meragukan akan hal itu.
Beberapa data ekonomi yang lemah dalam beberapa pekan terakhir menimbulkan tanda tanya atas kekuatan ekonomi AS. Dan kelemahan terus-menerus di negara besar lainnya juga terus menantang alasan untuk kenaikan suku bunga.
Pada tiga minggu yang lalu, komentar yang dibuat pada simposium pusat perbankan tahunan Fed di Jackson Hole, Wyoming, mengisyaratkan bahwa FOMC akhirnya bisa menarik pemicu kenaikan pada akhir pertemuan September 20-21 nya.
Terutama, Ketua Fed dan kepala FOMC Janet Yellen mengatakan dengan jelas bahwa dia pikir waktunya telah tiba.
“Mengingat kinerja yang mantap dari pasar tenaga kerja dan prospek untuk kegiatan ekonomi dan inflasi, saya percaya kesempatan untuk peningkatan suku bunga federal telah diperkuat dalam beberapa bulan terakhir,” katanya.
Termasuk Wakil Ketua FEd Stanley Fischer, memperkuat kesan itu.
Namun data sejak itu belum mendukung. Penciptaan lapangan kerja relatif baik, dan pasar perumahan mantap. Tapi, memperpanjang kemerosotan kuartal kedua ini, produksi industri dan belanja konsumen tetap lemah.
Selain itu, inflasi – yang Fed telah berupaya dengan kebijakan stimulus besar dan kuat untuk meningkatkannya – tetap lemah.
Pejabat FOMC terakhir yang berbicara menjelang pertemuan, Gubernur Fed Lael Brainard, memegang teguh pandangannya bahwa tidak perlu teburu-buru untuk kenaikan suku bunga.
Peningkatan bisa terjadi Rabu, tetapi akan mengejutkan pasar. Berdasarkan alat pengukur Fed CME, pasar memberikan kesempatan kenaikan suku bunga Rabu adalah 12 persen.
Melihat kondisi yang ada maka akan sulit bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga pada bulan ini.
Doni/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
