Saham Asia naik tinggi dalam dua minggu dan dolar melemah terhadap mata uang utama di tengah spekulasi kebijakan moneter AS yang akan tetap akomodatif. Mata uang Selandia Baru naik menyusul data inflasi.
MSCI Asia Pacific Index naik 0,5 persen pada 10:58 di Tokyo waktu, menuju penutupan tertinggi dalam seminggu. Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin kenaikan di wilayah tersebut dengan kenaikan sebesar 1 persen.
The Bloomberg Dollar Spot Index, yang melacak mata uang AS terhadap 10 mata uang utama, turun 0,2 persen. Pound menguat 0,5 persen sebelum angka inflasi Inggris untuk bulan September di rilis hari Selasa ini.
Kiwi naik 0,7 persen, kenaikan di antara mata uang utama terkemuka. Harga konsumen Selandia Baru naik 0,2 persen dari tahun sebelumnya untuk kuartal terakhir, lebih dari 0,1 persen diatas perkiraan para ekonom.
Obligasi pemerintah Selandia Baru adalah penggerak terbesar di Asia, dengan yield 10-tahun naik lima basis poin menjadi 2,61 persen.
Imbal hasil utang Australia dalam satu dekade meningkat dua basis poin menjadi 2,33 persen, sedangkan untuk utang dengan jatuh tempo yang sama dari AS Treasuries naik satu basis poin menjadi 1,78 persen.
Minyak mentah naik 0,6 persen pada $ 50,22 per barel di New York, setelah tergelincir 0,8 persen pada sesi terakhir. Persediaan AS mungkin meningkat 2,1 juta barel pekan lalu, menurut survei Bloomberg terhadap analis energi sebelum laporan pemerintah keluar hari Rabu besok.
Minyak berfluktuasi mendekati US $ 50 per barel di tengah ketidakpastian tentang apakah Organisasi Negara Pengekspor Minyak akan menerapkan kesepakatan untuk mengurangi pasokan. Sebuah komite OPEC akan bertemu akhir bulan ini untuk mencoba menyelesaikan perbedaan atas berapa banyak masing-masing anggota harus memproduksi minyak mentahnya.
Emas naik 0,3 persen, sementara semua dari enam logam dasar yang termasuk dalam London Metal Exchange LMEX Index naik.
Selasti Panjaitan/ VMN/VBN/ Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang