Ukuran kredit baru Tiongkok melampaui perkiraan pada bulan September mendorong stabilisasi lanjutan ekonomi dan pada saat yang sama menggarisbawahi kekhawatiran meningkat atas booming properti dan laju ekspansi utang.
Pinjaman baru yuan berdiri di 1,22 triliun yuan, meningkat dibandingkan hasil sebelumnya pada 948,7 miliar yuan.
Pasokan uang M2 naik 11,5 persen, naik 11,4 persen dari bulan sebelumnya.
Agregat pembiayaan 1,72 triliun yuan ($ 255.000.000.000) bulan lalu, dibandingkan dengan estimasi median dari 1,39 triliun yuan dalam survei Bloomberg.
Dengan dukungan kredit telah berhasil menstabilkan perekonomian, pembuat kebijakan beralih fokus mengekang lonjakan kenaikan harga rumah yang dipicu biaya pinjaman murah.
Tiongkok sangat membutuhkan rencana untuk mengatasi lonjakan utang perusahaan yang dikelola, demikian menurut sebuah kertas kerja Dana Moneter Internasional.
Bloomberg melansir berbagai opini merespon dibukanya pinjaman baru Tiongkok dan pengetatan pasar perumahan.
“Pemerintah dalam dilema: jika mereka memperketat sektor real estate terlalu banyak, ekonomi bisa menolak tajam, tetapi jika mereka tidak mengontrolnya, akan memungkinkan gelembung diperlaus,” kata Shen Jianguang, kepala Asia ekonom di Mizuho Securities Asia Ltd di Hong Kong. Dia mengharapkan penurunan tajam dalam ekspansi kredit pada bulan Oktober.
“Pinjaman yuan lebih, lebih banyak utang, tidak ada peningkatan nyata dalam pertumbuhan M2 dan kenaikan yang lebih besar dalam pertumbuhan M1,” kata Michael Setiap, kepala penelitian pasar keuangan di Rabobank di Hong Kong.
“Pembatasan properti pasti akan membatasi minat PBOC untuk pelonggaran lebih lanjut,” kata Raymond Yeung, kepala ekonom Greater China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Hong Kong.
“Pertumbuhan kredit masih relatif cepat untuk beberapa tahun yang lalu, telah melambat dalam beberapa bulan terakhir,” Julian Evans-Pritchard, ekonom pada Capital Economics di Singapura, menulis dalam sebuah e-mail. “Kekhawatiran yang lebih luas tentang risiko kredit berarti pelonggaran moneter lebih lanjut tidak mungkin. Ini akan memakan waktu untuk sikap kebijakan yang lebih hati-hati ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi.”
“Beijing berbicara tentang pengendalian kredit tetapi memungkinkan bank untuk meningkatkan pinjaman,” kata Andrew Collier, seorang analis independen di Hong Kong dan mantan presiden Bank of China International USA.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang