Tidak ada dasar untuk depresiasi terus menerus dari mata uang Yuan Tiongkok, dan nilai tukar akan tetap stabil secara umum, demikian wakil gubernur bank sentral Tiongkok mengatakan dalam sebuah editorial surat kabar pada hari Selasa (25/10).
Komentar oleh Yi Gang di the People’s Daily, surat kabar resmi Partai Komunis yang berkuasa di Tiongkok, datang setelah pelemahan dua minggu di Yuan yang mencukur lebih dari 1,5 persen dari nilainya terhadap dolar AS.
“Mata uang Tiongkok telah tinggal stabil terhadap sekeranjang mata uang. Yuan itu kurang stabil daripada mata uang cadangan utama, dan volatilitas yang jauh di bawah mata uang emerging market lainnya,” kata Yi.
Pada hari Senin, yuan mencapai enam tahun terendah baru terhadap dolar AS, menggambarkan penjualan dolar yang besar oleh bank negara, yang beberapa pedagang curigai sedang dilakukan atas nama bank sentral untuk mendukung mata uang. Jatuhnya Yuan telah diperburuk oleh ketidakpastian global seperti keluarnya Inggris dari Uni Eropa, yang menekan berat sebagian besar mata uang negara berkembang, namun kelemahan baru-baru telah menghidupkan kembali ingatan kejutan devaluasi Agustus lalu dan depresiasi cepat lainnya awal tahun ini.
Penurunan yuan menyebarkan gejolak di pasar keuangan global karena investor cemas tentang semakin mendalamnya kesengsaraan ekonomi seperti pertumbuhan merosot ke level terendah seperempat abad.
Bahkan sebelum Brexit, pengamat pasar yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan Beijing akan membiarkan yuan melemah sederhana tahun ini karena ekonomi terus melambat.
Data China Foreign Exchange Trade System menunjukkan pada hari Senin bahwa indeks untuk nilai Yuan berdasarkan perdagangan keranjang tertimbang pasar berdiri di 94,30 pada hari Jumat, turun 0,4 persen dari minggu sebelumnya.
Kepercayaan pasar di kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada bulan Desember juga telah menekan yuan dengan jajak pendapat Reuters baru-baru ini menunjukkan posisi bearish terbesar dalam mata uang sejak akhir Juli. Yi mengatakan dua arah volatilitas nilai tukar terhadap dolar meningkat dari waktu ke waktu.
Secara terpisah, Yi juga mengatakan bahwa Tiongkok akan mempertahankan kebijakan moneter yang prudent sambil menjaga likuiditas dalam sistem keuangan.
Pemerintah akan memperkuat kebijakan kredit untuk mendukung usaha kecil dan menengah, ia mengatakan dalam editorial tersebut.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang