Tingkat inflasi tahunan Indonesia pada bulan Oktober naik lebih dari yang diperkirakan untuk tercepat dalam empat bulan, demikian rilis Badan Pusat Statistik hari Selasa (01/11).
Tingkat inflasi Indonesia bulan Oktober secara tahun ke tahun (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) sebesar 3,31 persen. Hasil ini meningkat dibandingkan bulan lalu yang membukukan hasil 3,07 persen.
Sebuah jajak pendapat Reuters telah memperkirakan tingkat 3,29 persen.
Badan Pusat Statistik menyatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,24 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,56 persen; kelompok kesehatan 0,29 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,10 persen.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu: kelompok bahan makanan
0,21 persen, kelompok sandang 0,31 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,03 persen.
Indeks harga konsumen naik 0,14 persen secara bulanan karena kenaikan harga cabai.
Namun, secara tahunan, laju inflasi inti, yang mengeluarkan harga pangan yang volatile, menurun pada 3,08 persen pada Oktober, dibandingkan bulan September 3,21 persen. Jajak pendapat untuk inflasi inti ini adalah 3,20 persen.
Hasil inflasi bulan Oktober tetap terkendali karena berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu 4%±1% (yoy). Koordinasi Pemerintah dan Bank Indonesia akan difokuskan pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi.
Inflasi yang rendah adalah salah satu faktor yang memungkinkan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan bulan lalu untuk keenam kalinya tahun ini untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang