Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau masih melemah dengan banyak dana asing yang keluar dari pasar modal, kemungkinan oleh sentimen ‘Trump Effect’ yang diperkirakan investor bakal cenderung protektif terhadap ekonomi AS dan berdampak negatif bagi perekonomian negara berkembang, sehingga secara mingguan bursa ditutup merosot ke level 5,170.11. Untuk minggu berikutnya (21-25 November), IHSG akan kemungkinan masih dalam tekanan dan konsolidatif. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5200 dan 5375, sedangkan support di level 5043 dan kemudian 4965.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat melemah lagi dengan isyu dana yang mengalir keluar pasar sementara juga dollar sedang perkasa di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 13,423. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,445 dan 13,723, sementara support di level 13,100 dan 13,000.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika:berupa rilis data Core Durable Goods Orders m/m, Crude Oil Inventories, serta data tenaga kerja Unemployment Claims pada Rabu malam. Pada Kamis pasar Amerika akan libur memperingati Thanksgiving Day.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Kamis sore; diteruskan dengan rilis Second Estimate GDP q/q Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: kurang ada rilis data yang signifikan menggerakkan pasar.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat melaju ke level 6 bulan tertingginya terpicu keyakinan investor bahwa program ekonomi pemerintahan Trump akan bersifat expansionary fiscal, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 101.150.
EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau turun ke level 1.0605. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0525 dan 1.0463 sementara resistance pada 1.0820 dan kemudian 1.1135.
GBPUSD, minggu lalu terlihat turun ke level 1.2345 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2014 dan kemudian 1.2000, sedangkan resistance pada 1.2785 dan 1.3445.
USDJPY, minggu lalu berakhir menguat ke level 110.79. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 111.50 dan 113.85, serta support pada 106.00 serta level 101.22.
AUDUSD, aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7330. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7285 dan 0.7145, sementara resistance level di 0.7580 dan 0.7780.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum agak mixed dengan bias melemah oleh kekuatiran pasar kenaikan suku bunga the Fed semakin mendekat. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 17,967. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 17620 dan 18570, sementara support pada level 16120 dan lalu 15915. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 22365. Minggu ini akan berada antara level resistance di 23620 dan 24365, sementara support di 21715 dan 21220.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau masih menguat setelah tercapai rekor intraday-nya dengan kemenangan Trump dalam pilpres AS telah memicu optimisme investor terhadap perekonomian yang akan lebih bebas dan bertumbuh. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat tipis ke level 18862.59, di seputar level rekor, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18931 dan 19000, sementara support di level 17880 dan 17710. Index S&P 500 minggu lalu menguat sedikit ke level 2172.49 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2194 dan 2220, sementara support pada level 2103 dan 2080.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau masih melorot dengan tekanan akibat kenaikan dollar, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang tergelincir ke level $1208.17 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1210 dan berikut $1337, serta support pada $1200 dan $1180. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah sedikit ke level Rp523,200.
Dinamika, atau bagi sebagian lainnya gejolak, dari pasar investasi sepertinya semakin fluktuatif saja belakangan ini. Semakin jelas bahwa koreksi pasar memang ada. Rebound atau reversal adalah bagian dari pergerakan pasar. Dalam situasi demikian ini, timing untuk masuk serta keluar pasar (market entry and exit) merupakan komponen kunci keberhasilan investasi. Terpeleset di sini maka keuntungan menjadi tipis atau bahkan kerugian membengkak. Anda, kalau boleh disarankan, perlu teman investasi. Tetaplah bersama kami, karena kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
By Alfred Pakasi ,
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group
Editor: Jul Allens